AI: Transformasi Kesehatan Indonesia, Ambisi Setinggi Swedia!

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga harimu penuh berkah. Di Sesi Ini saatnya berbagi wawasan mengenai Lifestyle, News, Indonesia, Trends. Artikel Yang Fokus Pada Lifestyle, News, Indonesia, Trends AI Transformasi Kesehatan Indonesia Ambisi Setinggi Swedia Jangan berhenti teruskan membaca hingga tuntas.

1.1. Bioteknologi

Jakarta, Indonesia – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengumumkan target ambisius untuk mentransformasi sistem kesehatan nasional melalui digitalisasi dan pemanfaatan teknologi canggih seperti artificial intelligence (AI), robotik, dan bioteknologi. Pengumuman ini disampaikan pada tanggal 27 Mei 2025, dalam acara High-Level Dialogue Advancing Cooperation For a Healthier Future yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan Swedia.

Fokus utama adalah pengembangan ekosistem riset genetik dan pengembangan obat, dengan harapan Indonesia dapat melompat ke depan dalam bidang bioteknologi. Contoh konkret yang diberikan adalah pemanfaatan data genetik untuk memahami kasus kematian akibat pengobatan lepra, risiko Down Syndrome, dan potensi terapi gen untuk penyakit seperti thalassemia.

Menkes Budi menekankan bahwa teknologi ini bukan untuk menggantikan peran dokter, melainkan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam mendiagnosis dan mengobati pasien. Salah satu langkah strategis adalah mengirim tim ke Swedia untuk mempelajari pengalaman Genome Sweden.

Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg Johansson, menyambut baik ambisi Indonesia dalam mengadopsi teknologi medis. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan global di bidang kesehatan. Acko juga menyoroti keberhasilan strategi kanker nasional Swedia yang terus relevan sejak 2010 berkat pendekatan kolaboratif yang melibatkan akademisi, penyedia layanan kesehatan, industri farmasi, dan pemerintah daerah.

Pemanfaatan AI diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah diagnosis penyakit secara presisi. Selain itu, teknologi robotik akan digunakan tidak hanya di ruang operasi, tetapi juga dalam sistem penyimpanan obat berbahaya seperti cytotoxic drugs, meningkatkan keamanan dan efisiensi.

“Dulu kita hanya pakai obat tanpa tahu efektivitasnya. Sekarang, dengan teknologi genetik, kita bisa tahu bahwa gen C2C19 misalnya membuat Clopidogrel kurang efektif pada sebagian pasien. Ini revolusioner,” ungkap Budi.

Menkes Budi menekankan bahwa penelitian medis modern membutuhkan kolaborasi. Semuanya duduk bersama untuk merancang solusi dan menerapkannya. Kuncinya adalah menyusun langkah bersama dan melaksanakannya bersama, ujarnya.

Bioteknologi diharapkan dapat mengubah cara diagnosis dan pengobatan pasien menjadi lebih ilmiah, personal, dan efektif. Kolaborasi internasional dan pemanfaatan teknologi canggih menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini.