Bali: Sorotan Asing pada Aturan Wisata yang Baru.

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga selalu dalam kasih sayang-Nya. Dalam Opini Ini aku ingin membagikan pengetahuan seputar Travel, Indonesia, Trens, Dunia. Tulisan Tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia Bali Sorotan Asing pada Aturan Wisata yang Baru Simak artikel ini sampai habis

Bali, destinasi wisata populer yang diperkirakan akan menerima antara 14 hingga 16 juta pengunjung tahun ini, mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi lingkungan dan budayanya. Pemerintah telah menerapkan serangkaian aturan baru yang ditujukan untuk memastikan pariwisata yang berkelanjutan dan menghormati nilai-nilai lokal.

Salah satu aturan yang paling disoroti adalah larangan bagi wisatawan wanita yang sedang menstruasi untuk memasuki pura. Hal ini didasarkan pada keyakinan tradisional bahwa darah menstruasi dianggap tidak suci dan dapat mencemari tempat suci. Menurut cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi, memasuki pura saat menstruasi dapat membawa efek negatif.

Selain itu, wisatawan diwajibkan untuk berpakaian sopan saat mengunjungi pura, tempat wisata, dan ruang publik. Mereka juga harus menggunakan jasa pemandu wisata berlisensi saat menjelajahi objek wisata. Aturan ini bertujuan untuk menjaga kesopanan dan menghormati budaya Bali.

Untuk menegakkan aturan ini, Bali telah membentuk satuan tugas khusus yang bertugas memantau pengunjung dan menghukum pelanggar. Hukuman bagi pelanggaran dapat berupa denda hingga hukuman penjara. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk aktif melaporkan pelanggaran melalui WhatsApp Siaga.

Kebijakan baru ini muncul di tengah serangkaian insiden yang melibatkan turis yang sulit diatur. Pada Februari 2024, Bali memperkenalkan biaya turis sebesar Rp 150.000 untuk turis asing yang memasuki pulau tersebut. Awal bulan ini, seorang turis Norwegia dicabut visa kunjungannya setelah tertangkap mendaki situs budaya dan spiritual tanpa pemandu.

Bali bukan satu-satunya tujuan wisata yang memberlakukan langkah-langkah untuk melindungi pulau dan warganya. Spanyol, yang menarik rekor 94 juta turis tahun lalu, juga mulai mencari solusi untuk mengatasi masalah overtourism, termasuk kepadatan penduduk, penggunaan air, dan ketersediaan perumahan.

Berikut adalah rangkuman aturan dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2025:

Mengenakan pakaian sopan saat mengunjungi tempat suci, objek wisata, dan tempat umum.
Menghormati adat istiadat, tradisi, seni, budaya, serta kearifan lokal dalam prosesi upacara.
Berperilaku sopan di kawasan suci, wisata, restoran, tempat belanja, jalan raya, dan tempat umum lainnya.
Mematuhi peraturan berkendara, termasuk memiliki SIM internasional/nasional yang sah, mengenakan helm, dan mengikuti rambu lalu lintas.
Menggunakan sistem pembayaran dengan Kode QR Standar Indonesia.
Bertransaksi menggunakan mata uang rupiah.
Menggunakan kendaraan roda empat resmi yang bernaung di bawah asosiasi penyewaan transportasi.
Memasuki area suci pura kecuali untuk beribadah dengan pakaian adat Bali dan tidak sedang menstruasi.
Menukar uang hanya di penyelenggara KUPVA resmi dengan izin dari Bank Indonesia.

Perilaku terlarang lainnya meliputi:

Membuang sampah sembarangan dan mencemari lingkungan.
Menggunakan plastik sekali pakai.
Berperilaku tidak sopan, berkata kasar, membuat keributan, atau menyebarkan ujaran kebencian dan hoaks di media sosial.
Bekerja atau menjalankan bisnis tanpa dokumen resmi.
Terlibat dalam aktivitas ilegal, termasuk perdagangan flora, fauna, artefak budaya, atau benda sakral.

Pemerintah Provinsi Bali menugaskan Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengawasi implementasi SE ini. Kepolisian Daerah Bali juga diminta menindak tegas setiap pelanggaran sesuai hukum yang berlaku. Seluruh pihak diminta memahami dan menyosialisasikan SE ini agar wisatawan asing yang berkunjung ke Bali dapat menaati aturan yang berlaku.

Dengan menerapkan aturan-aturan ini, Bali berharap dapat menjaga keindahan alam dan kekayaan budayanya, serta memastikan pengalaman wisata yang positif bagi semua pengunjung.