Bank Dunia vs BPS: Mengapa Kemiskinan RI Berbeda?

Newsmenit.com Dengan izin Allah semoga kita selalu diberkati. Hari Ini aku mau berbagi cerita seputar Economy, News, Indonesia, Dunia yang inspiratif. Artikel Yang Menjelaskan Economy, News, Indonesia, Dunia Bank Dunia vs BPS Mengapa Kemiskinan RI Berbeda Baca sampai selesai untuk pemahaman komprehensif.
- 1.1. 16 Juni 2025
Table of Contents
Bank Dunia baru-baru ini memperbarui standar garis kemiskinan internasional, yang berdampak pada cara kemiskinan diukur secara global, termasuk di Indonesia. Pembaruan ini, yang menggunakan standar paritas daya beli (PPP) 2021, menggantikan standar PPP 2017 sebelumnya. Tujuan utama dari garis kemiskinan internasional ini adalah untuk memfasilitasi perbandingan antar negara dan memantau kemajuan global dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Menurut data terbaru Bank Dunia, yang dirilis pada 16 Juni 2025, sekitar 5,4% penduduk Indonesia dianggap miskin ekstrem pada tahun 2024 berdasarkan garis kemiskinan ekstrem internasional. Jika diukur dengan garis kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah ke bawah (LMIC), angka kemiskinan di Indonesia mencapai 19,9%. Sementara itu, menggunakan garis kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah atas (UMIC), persentase penduduk miskin melonjak menjadi 68,3%.
Perbedaan signifikan dalam angka kemiskinan ini disebabkan oleh ambang batas yang berbeda untuk setiap kategori. Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan ekstrem pada US$ 3,00 per hari, yang setara dengan sekitar Rp 546.400 per bulan setelah disesuaikan dengan biaya hidup di Indonesia. Garis kemiskinan LMIC ditetapkan pada US$ 4,20 per hari (sekitar Rp 765.000 per bulan), sedangkan garis kemiskinan UMIC berada pada US$ 8,30 per hari (sekitar Rp 1.512.000 per bulan).
Bank Dunia menekankan bahwa garis kemiskinan nasional, yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, tetap menjadi ukuran yang paling relevan untuk diskusi kebijakan dalam negeri. Garis kemiskinan nasional dirancang khusus untuk mencerminkan kondisi dan kebutuhan unik Indonesia, dan sering digunakan untuk menargetkan program bantuan dan dukungan bagi masyarakat miskin.
Perbedaan utama antara garis kemiskinan nasional dan internasional terletak pada tujuannya. Garis kemiskinan nasional bertujuan untuk memberikan gambaran akurat tentang kemiskinan di dalam suatu negara, sementara garis kemiskinan internasional dirancang untuk memungkinkan perbandingan lintas negara dan memantau kemajuan global dalam pengentasan kemiskinan.
Sebagai ilustrasi, dengan standar PPP 2021, Bank Dunia memperkirakan bahwa sekitar 68,3% penduduk Indonesia, atau sekitar 194,72 juta jiwa, hidup di bawah garis kemiskinan UMIC pada tahun 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan berdasarkan standar PPP 2017, yang menunjukkan sekitar 171,91 juta jiwa.
Penting untuk dicatat bahwa Indonesia telah diklasifikasikan sebagai negara UMIC oleh Bank Dunia pada tahun 2023, setelah pendapatan per kapitanya melampaui US$ 4.810. Klasifikasi ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan peningkatan standar hidup secara keseluruhan.
Berikut adalah tabel yang merangkum garis kemiskinan internasional Bank Dunia:
Garis Kemiskinan | Standar | Estimasi Pendapatan Bulanan (Rp) |
---|---|---|
Ekstrem | US$ 3,00 per hari | 546.400 |
LMIC | US$ 4,20 per hari | 765.000 |
UMIC | US$ 8,30 per hari | 1.512.000 |
Itulah penjelasan rinci seputar bank dunia vs bps mengapa kemiskinan ri berbeda yang saya bagikan dalam economy, news, indonesia, dunia Semoga informasi ini dapat Anda bagikan kepada orang lain tetap produktif dalam berkarya dan perhatikan kesehatan holistik. sebarkan ke teman-temanmu. lihat juga konten lainnya di bawah ini.
✦ Tanya AI