Barito: Kisah Kios Kaki Lima yang Terancam Relokasi.

Newsmenit.com Mudah-mudahan semangatmu tak pernah padam. Pada Saat Ini aku mau menjelaskan berbagai manfaat dari Economy, News, Indonesia, Dunia. Pandangan Seputar Economy, News, Indonesia, Dunia Barito Kisah Kios Kaki Lima yang Terancam Relokasi Simak baik-baik setiap detailnya sampai beres.

Jakarta Selatan, 18 Juli 2025 - Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) berencana merelokasi Pasar Barito di Kebayoran Baru. Langkah ini diambil sehubungan dengan proyek pembangunan Taman ASEAN yang dijadwalkan dimulai pada awal Agustus 2025.

Cahyono, seorang pedagang yang telah berjualan di Pasar Barito sejak tahun 1985, mengungkapkan bahwa pusat jual beli hewan peliharaan ini sudah eksis sejak era Gubernur Tjokropranolo (1977-1982). Pasar ini memiliki sejarah panjang dan menjadi ikon bagi para pecinta hewan di Jakarta.

Mukhlisin, pedagang lain yang telah berdagang sejak awal tahun 2000-an, menyayangkan keputusan relokasi ini. Ia menyebutkan bahwa Pasar Barito telah menjadi bagian dari sejarah Jakarta sejak tahun 1970-an. Keberadaan pasar ini sangat penting bagi komunitas pedagang dan para pelanggan setia.

Pada tahun 2022, Pasar Barito mengalami revitalisasi menjadi kios-kios permanen dengan rolling door. Revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi pedagang dan pengunjung.

Rencananya, pasar hewan legendaris ini akan dipindahkan ke kawasan Lenteng Agung. Namun, para pedagang merasa khawatir karena bangunan pasar baru di lokasi tersebut belum tersedia. Mereka mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam menyediakan fasilitas yang memadai bagi mereka.

Ini sih rumor ya, belum berita resmi gitu ya, bilangnya nanti tanggal 8 Agustus itu peletakan batu pertama pembangunan taman, kita harus sudah kosong, ujar salah seorang pedagang, mengungkapkan kekhawatiran mereka.

Para pedagang juga mengenang masa lalu Pasar Barito. Dulu di sini belum gini, itu pakai gerobak-gerobak awalnya, tahun 70an atau berapa. Ini nggak per lapak kecil-kecil begini, kenang seorang pedagang.

Revitalisasi sebelumnya memang memberikan wajah baru bagi Pasar Barito. Namun, proses tersebut juga membawa beban bagi para pedagang. Selama revitalisasi, mereka tidak dapat berdagang, sehingga tabungan mereka habis dan terpaksa berutang ke bank.

Dulu 8 bulan kita itu kan direnovasi. Ada BRI, ada KUR, ada macem-macem. Terus mulanginnya gimana? keluh Cahyono, menggambarkan kesulitan yang mereka hadapi.

Beberapa pedagang bahkan harus menunda pembayaran ke pemasok dan karyawan. Kondisi ini semakin memperburuk situasi keuangan mereka.

Rencana relokasi ini menambah keresahan para pedagang. Mereka khawatir akan kehilangan mata pencaharian dan pelanggan setia. Relokasi ini dianggap sebagai upaya membunuh usaha mereka.

Mati, walaupun disediakan tempat saja mati. Apalagi nggak disediakan tempat, ucap seorang pedagang, menggambarkan keputusasaan mereka.

Para pedagang berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali keputusan relokasi ini dan mencari solusi yang lebih baik bagi mereka. Mereka siap berdialog dengan pemerintah untuk mencari jalan keluar yang saling menguntungkan.