BBCA Merah: Beban Kinerja Hantui Saham, BLBI Bayangi?

Newsmenit.com Dengan nama Allah semoga kalian selalu berbahagia. Di Sesi Ini saya mau menjelaskan berbagai aspek dari Business, News, Indonesia, Dunia. Artikel Yang Berisi Business, News, Indonesia, Dunia BBCA Merah Beban Kinerja Hantui Saham BLBI Bayangi Mari kita bahas selengkapnya hingga paragraf terakhir.
Table of Contents
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan performa yang kurang memuaskan, meskipun Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun 2025. Kondisi ini terjadi di tengah tantangan yang dihadapi sektor perbankan secara umum.
BBCA memperkirakan pertumbuhan kredit dari segmen usaha kecil dan menengah (SME) serta konsumer akan melambat pada semester II/2025, seiring dengan potensi peningkatan risiko gagal bayar. Hal ini berdampak pada pertumbuhan profitabilitas BBCA karena peningkatan beban untuk menahan risiko kredit macet.
Meskipun kedua segmen tersebut mencatatkan pertumbuhan kredit masing-masing sebesar 11% yoy untuk SME dan 8% yoy untuk konsumer pada paruh pertama tahun ini, pertumbuhan laba BBCA terus melambat selama empat kuartal berturut-turut. Pertumbuhan laba BBCA terkini mendekati level terendah pada kuartal akhir 2023 yang hanya tumbuh 3,7% QoQ.
Manajemen BBCA menegaskan bahwa penambahan provisi merupakan langkah proaktif untuk memperkuat bantalan menghadapi ketidakpastian ekonomi. Peningkatan cadangan ini sejalan dengan naiknya rasio kredit bermasalah (NPL gross) yang mencapai 2,2% pada kuartal II/2025, dari 2,0% pada kuartal sebelumnya dan 1,8% pada akhir 2024.
Kenaikan provisi membuat Cost of Credit (CoC) BBCA naik ke 0,5% dari sebelumnya 0,3% di semester I/2024. CoC merupakan biaya asuransi bank untuk mengantisipasi kredit macet. Semakin tinggi CoC, semakin besar dana cadangan yang harus disediakan bank untuk menutup potensi gagal bayar nasabah.
Penurunan kualitas aset terutama terjadi pada kredit SME dan kredit konsumer. Laba BBCA yang diatribusikan ke pemilik entitas induk hanya tumbuh 6,2% QoQ pada kuartal II/2025.
Di luar capaian fundamental, penurunan saham BBCA juga dipengaruhi oleh kontroversi terkait penjualan saham dalam rangka penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Bahkan, muncul desakan agar pemerintah mengambil alih 51% saham BBCA tanpa kompensasi.
Corporate Secretary BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, memberikan klarifikasi terkait tuduhan yang beredar. Ia membantah tudingan bahwa akuisisi 51% saham BCA oleh Grup Djarum dari Grup Salim dengan nilai Rp5 triliun merupakan pelanggaran hukum. Ia juga menegaskan bahwa BCA tidak memiliki kewajiban utang Rp60 triliun kepada negara.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, juga menampik dugaan keterlibatan perusahaannya dalam rencana akuisisi mayoritas saham BCA. Menurutnya, angka Rp117 triliun yang kerap dikutip publik adalah total aset perusahaan, bukan nilai pasar.
Secara keseluruhan, BBCA mengambil langkah konservatif dengan memperketat strategi agar kualitas dan risiko kredit tetap terjaga. Hal ini tercermin dari langkah manajemen menaikkan guidance Cost of Credit (CoC) pada tahun ini.
Berikut adalah rangkuman data keuangan BBCA:
Indikator | Kuartal II/2025 | Kuartal Sebelumnya | Akhir 2024 |
---|---|---|---|
NPL Gross | 2.2% | 2.0% | 1.8% |
Pertumbuhan Laba (QoQ) | 6.2% | - | - |
Cost of Credit (CoC) | 0.5% | - | - |
Terima kasih telah membaca tuntas pembahasan bbca merah beban kinerja hantui saham blbi bayangi dalam business, news, indonesia, dunia ini Silakan telusuri sumber-sumber terpercaya lainnya pertahankan motivasi dan pola hidup sehat. Mari berbagi informasi ini kepada orang lain. Terima kasih
✦ Tanya AI