• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

ChatGPT: Sopan Santun Tak Berlaku, Robot Tak Berperasaan?

img

Newsmenit.com Mudah-mudahan selalu ada harapan di setiap hati. Dalam Opini Ini aku mau berbagi cerita seputar Technology, News, Indonesia, Dunia yang inspiratif. Ulasan Mendetail Mengenai Technology, News, Indonesia, Dunia ChatGPT Sopan Santun Tak Berlaku Robot Tak Berperasaan jangan sampai terlewat.

Pada tanggal 16 Agustus 2025, CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan kekesalannya terkait penggunaan kata tolong dan terima kasih saat berinteraksi dengan ChatGPT. Menurutnya, kebiasaan ini secara signifikan meningkatkan konsumsi energi dan berpotensi merugikan perusahaan hingga puluhan juta dolar.

ChatGPT, sebagai produk AI generatif, menggunakan large language models (LLMs) yang membutuhkan ribuan GPU berkinerja tinggi. Pusat data yang mendukung operasionalnya menyedot daya listrik dalam jumlah besar. Altman menjelaskan bahwa setiap interaksi, bahkan yang singkat seperti balasan email atau paragraf, dapat mengkonsumsi sekitar 0,14 kilowatt-jam (kWh) listrik.

Meskipun tidak memberikan angka pasti, Altman menegaskan bahwa akumulasi biaya akibat penggunaan bahasa sopan sangatlah besar. Ia menanggapi pertanyaan pengguna di platform X dengan menyatakan bahwa puluhan juta dolar yang dihabiskan - Anda tidak akan pernah tahu.

Laporan dari New York Post menunjukkan bahwa pusat data secara global menyumbang sekitar 2% dari total konsumsi listrik. Dengan perkembangan pesat AI generatif, diperkirakan kebutuhan listrik untuk mendukung teknologi ini akan terus melonjak.

Menariknya, sebuah survei menunjukkan bahwa 67% pengguna di Amerika Serikat cenderung menggunakan bahasa yang sopan saat berinteraksi dengan chatbot. Beberapa pakar AI berpendapat bahwa penggunaan bahasa yang sopan dapat memicu respons yang lebih kolaboratif dan profesional dari AI.

Namun, Altman tampaknya lebih fokus pada implikasi finansial dari kebiasaan ini. Ia menggarisbawahi bahwa daya komputasi yang dibutuhkan oleh chatbot sangat besar, dan setiap upaya untuk mengurangi konsumsi energi, termasuk menghindari penggunaan kata-kata yang tidak perlu, dapat memberikan dampak signifikan pada biaya operasional.

Implikasi: Perdebatan ini menyoroti dilema antara etika dalam interaksi AI dan efisiensi operasional. Sementara beberapa pihak menekankan pentingnya memperlakukan AI dengan sopan, yang lain berpendapat bahwa fokus harus diberikan pada pengurangan konsumsi energi dan biaya yang terkait dengan pengembangan dan penggunaan AI generatif.

Demikianlah chatgpt sopan santun tak berlaku robot tak berperasaan telah saya uraikan secara lengkap dalam technology, news, indonesia, dunia Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi banyak orang tetap optimis menghadapi rintangan dan jaga kesehatan lingkungan. Silakan share kepada rekan-rekanmu. Sampai jumpa lagi

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.