• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Dompet Tipis Akhir Bulan? Ini Dia Penyebab Utamanya!

img

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga hari ini menyenangkan. Kini saya akan mengulas cerita sukses terkait Economy, News, Indonesia, Dunia., Review Artikel Mengenai Economy, News, Indonesia, Dunia Dompet Tipis Akhir Bulan Ini Dia Penyebab Utamanya Tetap ikuti artikel ini sampai bagian terakhir.

Fenomena gaji numpang lewat semakin sering dialami masyarakat Indonesia. Ekonom Senior INDEF, Tauhid Ahmad, mengungkapkan bahwa laju kenaikan harga kebutuhan pokok jauh melampaui pertumbuhan gaji pekerja. Hal ini diperkuat oleh perencana keuangan Eko Endarto, yang melihat banyak orang kesulitan mengatur keuangan karena pendapatan habis untuk konsumsi sehari-hari.

Data ekonomi menunjukkan indikasi serupa. Pertumbuhan jumlah tabungan masyarakat dengan saldo di bawah Rp 100 juta melambat. Selain itu, utang pinjaman online (pinjol) melonjak signifikan. Pada Juli 2025, total pinjaman online mencapai Rp 84,66 triliun, meningkat 22,01% dibandingkan tahun sebelumnya.

Inflasi menjadi salah satu penyebab utama. Meskipun pemerintah mengklaim inflasi terkendali, harga barang-barang kebutuhan sehari-hari terus meningkat. Kelangkaan produk juga memicu kenaikan harga. Masyarakat terpaksa membeli dengan harga lebih tinggi, tanpa menyadari pengeluaran membengkak.

Selain inflasi, gaya hidup dan biaya tersembunyi turut menggerogoti dompet. Biaya parkir, pulsa telepon, administrasi transfer bank, dan pembelian pulsa listrik seringkali diabaikan. Padahal, jika ditotal, biaya-biaya kecil ini menjadi pos pengeluaran yang cukup besar.

Eko Endarto mencontohkan, kenaikan harga barang sebesar seribu rupiah per hari, jika diakumulasikan selama sebulan, bisa mencapai Rp 30 ribu. Karena kan kadang-kadang karena itu rutin kita merasa itu biasa-biasa saja. Padahal, dampaknya signifikan, ujarnya.

Kenaikan harga barang tidak diimbangi dengan kenaikan upah yang sepadan. Harga barang itu inflasi itu sulit ditahan, sementara pendapatan relatif kenaikannya tidak secepat kenaikan harga-harga, jelas Tauhid Ahmad.

Solusinya? Masyarakat perlu lebih cermat dalam mengelola keuangan. Identifikasi pengeluaran yang tidak perlu dan cari alternatif yang lebih hemat. Selain itu, penting untuk meningkatkan pendapatan, baik melalui pekerjaan utama maupun sampingan.

Berikut adalah contoh tabel yang menggambarkan perbandingan laju inflasi dan pertumbuhan upah (data fiktif):

Tahun Laju Inflasi Pertumbuhan Upah
2023 3% 2%
2024 4% 2.5%
2025 5% 3%

Data di atas mengilustrasikan bahwa laju inflasi lebih tinggi daripada pertumbuhan upah, yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

Demikian dompet tipis akhir bulan ini dia penyebab utamanya telah saya jabarkan secara menyeluruh dalam economy, news, indonesia, dunia Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi banyak orang terus belajar hal baru dan jaga imunitas. Ajak teman-temanmu untuk membaca postingan ini. lihat konten lain di bawah ini.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.