• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Dosen Amerika Senggol Raja Thailand, Jerat Hukum Menanti!

img

Newsmenit.com Bismillah semoga hari ini membawa berkah untuk kita semua. Hari Ini saya akan mengupas informasi menarik tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia. Konten Yang Terinspirasi Oleh Travel, Indonesia, Trens, Dunia Dosen Amerika Senggol Raja Thailand Jerat Hukum Menanti Tetap fokus dan simak hingga kalimat terakhir.

    Table of Contents

Pada tanggal 5 April 2025, seorang akademisi asal Amerika Serikat, Paul Chambers, yang bekerja sebagai dosen di Thailand, menghadapi tuntutan serius terkait dengan hukum lese majeste. Kasus ini bermula dari komentar yang ia sampaikan dalam sebuah webinar pada tahun 2024.

Chambers dituduh melakukan tindakan yang dianggap menghina Raja Maha Vajiralongkorn, serta menyebarkan informasi palsu yang berpotensi mengancam keamanan nasional. Tuduhan ini didasarkan pada Pasal 112 hukum pidana Thailand, yang melindungi anggota senior keluarga kerajaan dari segala bentuk hinaan atau ancaman.

Hukum lese majeste di Thailand menjatuhkan hukuman berat bagi siapa pun yang dianggap mencemarkan nama baik, menghina, atau mengancam raja, ratu, putra mahkota, atau bangsawan. Sanksi bagi pelanggar dapat mencapai hukuman penjara hingga 15 tahun.

Chambers menyatakan bahwa ia merasa terintimidasi dengan tuduhan tersebut, namun ia juga merasa mendapatkan dukungan dari rekan-rekannya di universitas dan Kedutaan Besar AS. Ia juga meyakini bahwa dirinya adalah warga negara asing pertama dalam beberapa tahun terakhir yang menghadapi tuduhan semacam ini.

Konsep lese majeste sendiri memiliki akar sejarah yang panjang di negara-negara monarki. Secara umum, lese majeste merujuk pada tindakan atau ucapan yang dianggap menghina atau merendahkan kepala negara, penguasa, atau simbol-simbol negara. Di Thailand, pasal ini bertujuan untuk melindungi keluarga kerajaan dari hinaan atau ancaman.

Meskipun demikian, para pengkritik menilai bahwa pemaknaan lese majeste terlalu luas dan hukumannya terlalu keras. Mereka berpendapat bahwa aturan ini sering digunakan sebagai alat untuk membungkam perbedaan pendapat dan mengkritik kerajaan.

Menurut laporan, setiap aduan terkait kasus lese majeste harus diselidiki secara formal oleh kepolisian. Namun, rincian mengenai aduan tersebut jarang diungkapkan kepada publik karena kekhawatiran bahwa pelanggaran yang sama dapat diulang oleh masyarakat umum.

Berikut adalah poin-poin penting terkait kasus ini:

AspekDetail
TerdakwaPaul Chambers, akademisi AS
TuduhanMenghina Raja Maha Vajiralongkorn, menyebarkan informasi palsu
PasalPasal 112 hukum pidana Thailand (lese majeste)
HukumanHingga 15 tahun penjara

Begitulah uraian mendalam mengenai dosen amerika senggol raja thailand jerat hukum menanti dalam travel, indonesia, trens, dunia yang saya bagikan Semoga informasi ini dapat Anda bagikan kepada orang lain kembangkan ide positif dan jaga keseimbangan hidup. Silakan bagikan kepada orang-orang terdekat. Terima kasih atas perhatian Anda

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.