• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Egois: Mengapa Muncul? Psikolog Klinis Ungkap Akar Masalah!

img

Newsmenit.com Mudah-mudahan harimu cerah dan indah. Di Momen Ini aku mau berbagi tips mengenai Lifestyle, News, Indonesia, Trends yang bermanfaat. Ulasan Mendetail Mengenai Lifestyle, News, Indonesia, Trends Egois Mengapa Muncul Psikolog Klinis Ungkap Akar Masalah Baca sampai selesai untuk pemahaman komprehensif.

    Table of Contents

Dalam interaksi sosial sehari-hari, kita seringkali menjumpai individu yang tampak sangat fokus pada diri sendiri. Kecenderungan ini, yang sering disebut sebagai egoisme atau sikap self-centered, dapat termanifestasi dalam berbagai cara.

Salah satu ciri khas orang yang egois adalah dominasi percakapan. Saat berinteraksi dengan mereka, topik pembicaraan seolah-olah selalu berkisar pada kehidupan pribadi, prestasi, dan masalah yang mereka hadapi. Mereka cenderung kurang tertarik pada pengalaman atau perspektif orang lain.

Psikolog klinis, Dr. Aimee Daramus, menekankan perbedaan krusial antara self-care dan egoisme. Self-care yang sehat dan seimbang melibatkan pemenuhan kebutuhan diri sendiri tanpa mengabaikan kebutuhan orang lain. Sebaliknya, egoisme ditandai dengan fokus eksklusif pada diri sendiri, seringkali dengan mengorbankan kepentingan orang lain.

Selain mendominasi percakapan, orang yang egois juga seringkali keras kepala dan enggan mengakui kesalahan. Mereka cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang timbul dan sulit menerima kritik. Bahkan, ketika perhatian beralih ke orang lain, mereka mungkin berusaha mengembalikannya kepada diri sendiri.

Dr. Daramus memberikan contoh ekstrem, di mana seorang yang egois bahkan mungkin mencoba menghibur orang lain dengan menceritakan kisah tentang dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan kurangnya empati dan ketidakmampuan untuk benar-benar hadir bagi orang lain.

Singkatnya, egoisme adalah kecenderungan untuk memprioritaskan kebutuhan dan pencapaian diri sendiri di atas segalanya, seringkali dengan mengabaikan atau merugikan orang lain. Mengenali tanda-tanda egoisme pada diri sendiri maupun orang lain dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih sehat dan seimbang.

Begitulah egois mengapa muncul psikolog klinis ungkap akar masalah yang telah saya bahas secara lengkap dalam lifestyle, news, indonesia, trends Selamat menggali informasi lebih lanjut tentang tema ini tetap produktif dalam berkarya dan perhatikan kesehatan holistik. Sebarkan pesan ini agar lebih banyak yang terinspirasi. silakan lihat artikel lain di bawah ini. Terima kasih.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.