Ekonomi Indonesia Melambat: Kabar Kurang Sedap di Tengah Jalan!

Newsmenit.com Semoga semua mimpi indah terwujud. Di Sini mari kita eksplorasi Economy, News, Indonesia, Dunia yang sedang viral. Artikel Ini Membahas Economy, News, Indonesia, Dunia Ekonomi Indonesia Melambat Kabar Kurang Sedap di Tengah Jalan Jangan berhenti di sini lanjutkan sampe akhir.
- 1.1. Kesimpulan:
Table of Contents
Pada tanggal 9 Mei 2025, ekonom senior Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menyampaikan kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di bawah 5%. Menurutnya, angka ini menjadi sinyal kurang baik, terutama jika dikaitkan dengan target ambisius pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan 8% pada tahun 2029 dan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045.
Wijayanto menekankan perlunya tindakan cepat dari pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat. Ia juga menyoroti potensi peningkatan pengangguran akibat perlambatan ekonomi ini. Insentif kebijakan dan pinjaman modal kerja dengan bunga terjangkau, khususnya bagi sektor manufaktur, menjadi krusial.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, menambahkan bahwa pemerintah perlu menyelaraskan kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil untuk memaksimalkan penciptaan lapangan kerja, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pemberantasan premanisme, penyelundupan, dan deregulasi juga menjadi agenda penting.
Wijayanto juga menyoroti rendahnya utilisasi sektor manufaktur yang saat ini berada di angka 60%, jauh di bawah angka sebelum krisis yang mencapai 75%. Ia menyarankan pelonggaran kebijakan efisiensi dan pembukaan kembali anggaran yang sebelumnya diblokir.
Faisal menambahkan bahwa tekanan ekonomi tidak hanya berasal dari faktor domestik, tetapi juga global, seperti eskalasi geopolitik dan perang tarif antara Amerika Serikat dan China. Ia juga menyoroti pentingnya memberikan insentif bagi sektor informal untuk menopang konsumsi dan menjaga permintaan di sektor usaha dan produksi.
Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 24.036 kasus dari Januari hingga 23 April 2025, yang memperburuk situasi. Hal ini disebabkan oleh kerugian yang dialami perusahaan akibat penurunan kondisi pasar di dalam dan luar negeri.
Faisal mengusulkan relokasi sumber daya dari program-program besar yang memakan biaya tinggi, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Merah Putih, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), untuk mengatasi masalah ini.
Wijayanto menyimpulkan bahwa jika utilisasi sektor manufaktur dapat ditingkatkan dari 60% menjadi 75%, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi terdongkrak sebesar 3%.
Secara terpisah, Faisal menekankan pentingnya menjaga agar pengusaha yang sudah ada tidak menarik modalnya dan membuka ruang bagi investasi baru. Hal ini dapat dicapai dengan merelaksasi kebijakan efisiensi yang terlalu ketat.
Kesimpulan: Perekonomian Indonesia menghadapi tantangan serius yang memerlukan tindakan cepat dan terkoordinasi dari pemerintah. Insentif bagi sektor manufaktur dan informal, pemberantasan praktik ilegal, dan relaksasi kebijakan efisiensi menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Begitulah penjelasan mendetail tentang ekonomi indonesia melambat kabar kurang sedap di tengah jalan dalam economy, news, indonesia, dunia yang saya berikan Terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah Anda berikan, tetap produktif dan rawat diri dengan baik. silakan share ini. Sampai bertemu lagi di artikel menarik lainnya. Terima kasih.
✦ Tanya AI