• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Emiten Farmasi 2025: Antara Sehat dan Sakit, Siapa Juara?

img

Newsmenit.com Selamat berjumpa kembali di blog ini. Pada Waktu Ini mari kita bahas keunikan dari Business, News, Indonesia, Dunia yang sedang populer. Penjelasan Mendalam Tentang Business, News, Indonesia, Dunia Emiten Farmasi 2025 Antara Sehat dan Sakit Siapa Juara Tetap ikuti artikel ini sampai bagian terakhir.

    Table of Contents

Industri farmasi di Indonesia menunjukkan dinamika yang beragam pada semester pertama tahun 2024. Beberapa emiten mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, sementara yang lain masih berjuang dengan kerugian.

PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) mengalami lonjakan pendapatan yang fantastis, mencapai Rp1,38 triliun, meningkat 240% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sayangnya, peningkatan ini tidak sejalan dengan profitabilitas. Beban pokok pendapatan PYFA melonjak hampir empat kali lipat, menjadi Rp1,09 triliun, menyebabkan perusahaan merugi.

Berbeda dengan PYFA, PT Indofarma Tbk (INAF), perusahaan farmasi BUMN, juga mengalami kerugian, mencapai Rp43,5 miliar. Tekanan biaya operasional menjadi penyebab utama, dengan peningkatan beban umum dan administrasi serta beban penjualan dan pemasaran.

Namun, ada juga kabar baik dari sektor ini. PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) berhasil mencatatkan laba sebesar Rp702,20 miliar, mengakumulasi laba semester I/2024 menjadi Rp600,47 miliar. Meskipun demikian, pertumbuhan laba TSPC sedikit mengalami kontraksi sekitar 1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain TSPC, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga menunjukkan kinerja positif. KLBF menjadi emiten dengan pertumbuhan laba yang paling menonjol, meningkat lebih dari 9% menjadi Rp1,97 triliun.

Sementara itu, PT Indofarma Tbk (INAF) mengalami penurunan rugi yang cukup signifikan dibandingkan semester pertama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, laba pada kuartal kedua mengalami penurunan lebih dari 28% secara kuartalan, dan pendapatan juga mengalami kontraksi moderat sebesar 2,63%.

Secara keseluruhan, sektor farmasi menunjukkan ketahanan di tengah tantangan ekonomi. Beberapa perusahaan mampu memanfaatkan peluang pertumbuhan, sementara yang lain perlu melakukan penyesuaian strategi untuk meningkatkan profitabilitas.

Begitulah ringkasan emiten farmasi 2025 antara sehat dan sakit siapa juara yang telah saya jelaskan dalam business, news, indonesia, dunia Saya berharap Anda mendapatkan insight baru dari tulisan ini tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. Jika kamu suka Terima kasih

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.