Femisida 2024: Provinsi Rawan, Perempuan Terancam Bahaya!

Newsmenit.com Halo bagaimana kabar kalian semua? Dalam Blog Ini mari kita diskusikan Lifestyle, News, Indonesia, Trends yang sedang hangat. Artikel Terkait Lifestyle, News, Indonesia, Trends Femisida 2024 Provinsi Rawan Perempuan Terancam Bahaya Tetap fokus dan simak hingga kalimat terakhir.
- 1.1. Penyebab Utama Femisida:
Table of Contents
Pada tanggal 30 Juni 2025, Jakarta Feminist memaparkan laporan yang mengungkap fakta mencengangkan tentang femisida di Indonesia. Femisida, menurut Sidang Umum Dewan HAM PBB, adalah pembunuhan perempuan yang didorong oleh kebencian, dendam, atau pandangan bahwa perempuan adalah properti.
Laporan tersebut menyoroti bahwa banyak kasus femisida berawal dari hal-hal sepele, seperti teguran atas KDRT atau aktivitas live di media sosial. Namun, yang lebih penting, laporan ini menekankan bahwa pembunuhan terhadap perempuan seringkali merupakan puncak dari rangkaian kekerasan yang diabaikan.
Secara geografis, Papua Selatan menjadi wilayah paling rentan dengan angka 0,76 kasus per 100.000 perempuan, diikuti oleh Papua Barat Daya dan Bangka Belitung. Situasi di Papua diperburuk oleh konteks militerisme yang menyebabkan kekerasan berlapis dan sulit diakses keadilan.
Ironisnya, 48% pelaku femisida adalah pasangan atau mantan pasangan korban, dan 53% kasus terjadi di rumah korban, tempat yang seharusnya aman. Hal ini menambah trauma bagi keluarga korban dan mengaburkan pemahaman publik tentang kekerasan berbasis gender.
Laporan tersebut juga mengkritik pemberitaan media yang seringkali hiperbolik (35%) dan tidak melindungi privasi korban (23%). Minimnya peliputan yang etis dan sensitif gender menunjukkan bahwa media masih sering gagal berpihak pada korban, ujar Syifana Ayu Maulida dari Jakarta Feminist.
Femisida bukan hanya soal kematian, tapi proses panjang kekerasan yang kerap diabaikan, dimulai dari kontrol emosional, fisik, hingga akhirnya merenggut nyawa, tambah Syifana. Laporan ini juga menyoroti bahwa banyak kasus diawali dengan kekerasan ringan yang tidak ditangani serius.
Penyebab Utama Femisida:
Budaya Patriarki | Relasi Kuasa yang Timpang |
Sistem Hukum yang Tidak Berpihak | Kurangnya Kesadaran Publik |
Selama budaya patriarki, relasi kuasa yang timpang, dan sistem hukum yang tak berpihak dibiarkan, maka pembunuhan terhadap perempuan akan terus terjadi, tegas Syifana. Oleh karena itu, diperlukan upaya komprehensif untuk mengatasi akar masalah femisida dan melindungi perempuan dari kekerasan.
Begitulah femisida 2024 provinsi rawan perempuan terancam bahaya yang telah saya bahas secara lengkap dalam lifestyle, news, indonesia, trends Semoga artikel ini menjadi inspirasi bagi Anda tetap semangat belajar dan jaga kebugaran fisik. Ajak temanmu untuk melihat postingan ini. Terima kasih telah membaca
✦ Tanya AI