Formula 1 Berdampak: Harga Makanan Meroket, Penonton Mengeluh!

Newsmenit.com Hai selamat membaca informasi terbaru. Saat Ini mari kita teliti Food, News, Indonesia yang banyak dibicarakan orang. Konten Yang Menarik Tentang Food, News, Indonesia Formula 1 Berdampak Harga Makanan Meroket Penonton Mengeluh Lanjutkan membaca untuk mendapatkan informasi seutuhnya.

Grand Prix Formula 1 Miami, yang baru saja usai, meninggalkan cerita tak sedap di kalangan pengunjung dan bahkan fotografer resmi. Keluhan utama tertuju pada harga makanan yang selangit di sekitar sirkuit.

Seorang fotografer F1, Ilman, membagikan pengalamannya melalui media sosial. Ia membandingkan harga makanan di Miami dengan tiga ajang F1 sebelumnya yang ia liput di tahun 2025. Daftar harga yang ia unggah sontak membuat banyak orang terkejut.

Bayangkan saja, seporsi pizza dihargai antara Rp 263 ribu hingga Rp 296 ribu. Pasta, yang seharusnya menjadi hidangan mengenyangkan, dijual seharga Rp 411 ribu per porsi. Bahkan, pizza keju sederhana pun dibanderol Rp 362 ribu.

Ilman menambahkan, Pilihan yang paling masuk akal adalah sandwich kalkun seharga Rp 296.000. Sementara sandwich daging mencapai Rp 494.000, dan sandwich keju Rp 230.000.

Tak hanya makanan berat, harga minuman pun ikut melambung. Air mineral yang biasanya dijual sekitar Rp 50.000 per liter, di acara ini harganya hampir Rp 100.000 untuk botol 600 ml.

Kekecewaan ini semakin bertambah ketika diumumkan bahwa Hard Rock Stadium, Miami, akan terus menjadi tuan rumah Formula 1 hingga tahun 2041. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa harga makanan di area tersebut akan terus meroket.

Beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar sirkuit dua hari setelah acara usai, mengonfirmasi bahwa harga makanan belum kembali normal. Situasi ini tentu menjadi catatan penting bagi penyelenggara agar lebih memperhatikan aspek affordability bagi para penonton di masa mendatang.

Mahalnya harga makanan ini menjadi ironi, mengingat ajang internasional seperti Formula 1 seharusnya memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, termasuk sektor UMKM kuliner. Namun, dengan harga yang tak terjangkau, banyak pengunjung yang merasa dirugikan.