Gaji Menggiurkan: Impian TKI di Tanah Arab Saudi?

Newsmenit.com Bismillah semoga hari ini membawa berkah untuk kita semua. Dalam Konten Ini aku mau berbagi pengalaman seputar Economy, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Artikel Yang Mengulas Economy, News, Indonesia, Dunia Gaji Menggiurkan Impian TKI di Tanah Arab Saudi Simak penjelasan detailnya hingga selesai.

1.1. Upah minimum yang disepakati adalah 1.500 riyal, atau sekitar Rp 6,7 juta hingga Rp 7 juta.

Pada tanggal 28 April 2025, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengumumkan kabar baik bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan bekerja di Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi sepakat untuk menetapkan upah minimum (UM) bagi TKI yang bekerja di sektor domestik.

Kesepakatan ini merupakan hasil diskusi teknis antara Kementerian P2MI dan Ministry of Human Resources and Social Development (MHRSD) Arab Saudi yang berlangsung di Jakarta pada 16-21 Februari 2025. Tujuan utama dari kesepakatan ini adalah untuk memperkuat perlindungan terhadap TKI.

Menurut Karding, MHRSD Arab Saudi akan menggunakan sistem komputer terintegrasi bernama Musanet, yang dikelola oleh Takamon. Sistem ini akan memantau hubungan kerja antara pemberi kerja, pekerja, dan agensi. Musanet akan menyeleksi pemberi kerja, memverifikasi rekam jejak dan keuangan mereka, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi.

Upah minimum yang disepakati adalah 1.500 riyal, atau sekitar Rp 6,7 juta hingga Rp 7 juta. Selain itu, TKI juga akan mendapatkan asuransi kesehatan, ketenagakerjaan, dan jiwa, yang sebelumnya tidak tersedia.

Karding juga menyampaikan bahwa TKI yang telah bekerja lebih dari 2 tahun berhak mendapatkan bonus umroh gratis. Pengaturan jam kerja dan istirahat juga telah diatur. Kontrak kerja akan dibuat dalam bentuk elektronik yang sah secara hukum dan dipantau melalui Musanet.

Dengan adanya kesepakatan ini, Kementerian P2MI memproyeksikan potensi penempatan TKI di sektor domestik mencapai 300.000 hingga 400.000 orang per tahun, dengan potensi remitansi mencapai Rp 23 triliun per tahun. Selain itu, kuota penempatan TKI di sektor formal atau skill workers juga akan ditingkatkan minimal 20%, dengan potensi penempatan 100.000 TKI per tahun dan remitansi Rp 8,5 triliun.

Berikut adalah rangkuman poin-poin penting dari kesepakatan tersebut: