Gaji Tinggi Tak Jamin, Profesi Ini Terancam PHK!

Newsmenit.com Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat data di blog saya yang penuh informasi. Dalam Blog Ini aku ingin berbagi insight tentang Technology, News, Indonesia, Dunia yang menarik. Tulisan Yang Mengangkat Technology, News, Indonesia, Dunia Gaji Tinggi Tak Jamin Profesi Ini Terancam PHK Jangan skip bagian apapun ya baca sampai tuntas.
- 1.1. Kesimpulan:
Table of Contents
Gelombang kekhawatiran mengenai dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap lapangan pekerjaan semakin menguat, terutama sejak kemunculan ChatGPT pada tahun 2022. Beberapa perusahaan teknologi raksasa mulai mengakui secara terbuka potensi pengurangan tenaga kerja akibat adopsi AI yang semakin masif.
CEO Amazon, Andy Jassy, mengindikasikan kemungkinan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa depan seiring dengan penerapan AI dalam operasional perusahaan. Microsoft juga menyatakan akan terus melakukan perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar.
Farley, seorang tokoh terkemuka, bahkan memprediksi bahwa AI akan menggantikan separuh dari seluruh pekerja kantoran (white collar) di Amerika Serikat. Prediksi ini didasarkan pada kemampuan AI untuk mengotomatisasi berbagai tugas administratif, seperti entri data, telemarketing, layanan pelanggan, dan penjadwalan.
Beberapa perusahaan telah mengambil langkah konkret dalam merespons perkembangan AI. Shopify, misalnya, tidak akan melakukan perekrutan baru kecuali jika manajer dapat membuktikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh AI. Procter & Gamble juga mengumumkan pemangkasan 7.000 pekerjaan, atau sekitar 15% dari peran non-manufaktur.
Marianne Lake dari JPMorgan Chase memperkirakan pengurangan 10% staf dalam beberapa tahun ke depan, yang akan digantikan oleh sistem AI. CEO Anthropic, Dario Amodei, juga memperingatkan bahwa AI dapat menghapus setengah dari semua pekerjaan white collar tingkat pemula.
Kenyataan ini memaksa para pemimpin bisnis untuk lebih terbuka mengenai dampak AI terhadap pekerjaan. Amodei menyerukan agar para pemimpin bisnis berhenti menutupi kebenaran dan bersiap menghadapi kemungkinan peningkatan pengangguran di AS antara 10-20%.
Microsoft baru-baru ini mengumumkan pemangkasan sekitar 9.000 pekerjaan seiring dengan investasi besar-besaran dalam AI. Langkah ini menunjukkan bahwa adopsi AI tidak hanya berdampak pada pekerjaan administratif, tetapi juga pada peran-peran lain seperti programmer, desainer, manajer produk, ilmuwan data, pengacara, dan staf keuangan.
Micha Kaufman, CEO Fiverr, menyebut situasi ini sebagai peringatan. Ia menekankan bahwa AI adalah kemajuan teknologi yang mengubah cara perusahaan beroperasi.
Sementara pekerjaan white collar menghadapi tantangan besar, pekerjaan kerah biru (blue collar) tampaknya lebih terlindungi. Namun, lulusan perguruan tinggi dengan pekerjaan white collar di bidang teknologi, keuangan, hukum, dan konsultasi diprediksi akan terkena dampak besar dan mungkin kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Kesimpulan: Adopsi AI yang semakin pesat membawa dampak signifikan terhadap pasar tenaga kerja, terutama bagi pekerja white collar. Perusahaan perlu bersiap menghadapi perubahan ini dan mencari cara untuk beradaptasi dengan era AI.
Demikian informasi tuntas tentang gaji tinggi tak jamin profesi ini terancam phk dalam technology, news, indonesia, dunia yang saya sampaikan Terima kasih telah menjadi pembaca yang setia tetap konsisten mengejar cita-cita dan perhatikan kesehatan gigi. Mari sebar informasi ini agar bermanfaat. lihat juga konten lainnya. Sampai berjumpa.
✦ Tanya AI