Garuda Borong Jumbo: Ambisi Pariwisata atau Beban Membengkak?
Newsmenit.com Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Detik Ini mari kita ulas Travel, Indonesia, Trens, Dunia yang sedang populer saat ini. Insight Tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia Garuda Borong Jumbo Ambisi Pariwisata atau Beban Membengkak Pelajari setiap bagiannya hingga paragraf penutup.
- 1.1. Tabel Perbandingan Harga Avtur:
Table of Contents
Pada tanggal 19 Juli, pengamat kebijakan pariwisata, Profesor Azril Azahari, menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan pariwisata di Indonesia. Beliau menyoroti perubahan tren pariwisata yang kini mengarah pada quality tourism, yang menekankan pada pengalaman yang lebih mendalam dan berkelanjutan dibandingkan dengan mass tourism.
Profesor Azril menyoroti pentingnya pariwisata berkelanjutan yang sejalan dengan program PBB. Konsep ini menekankan pengurangan jumlah wisatawan namun dengan memperpanjang masa tinggal mereka, sehingga meningkatkan potensi belanja. Namun, beliau juga menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan ekosistem pariwisata yang ideal.
Salah satu isu krusial adalah ketersediaan dan harga avtur. Profesor Azril mengungkapkan bahwa harga avtur di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura. Hal ini menjadi alasan mengapa banyak maskapai internasional lebih memilih membuka rute penerbangan ke Singapura daripada Indonesia.
Selain itu, beliau juga menyoroti pentingnya penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur. IATA telah mengatur penggunaan SAF secara bertahap hingga 100% pada tahun 2050. Sementara Singapura sudah mulai menerapkan SAF, Indonesia masih dalam tahap penelitian bioavtur, padahal bahan baku bioavtur, yaitu inti kelapa sawit, banyak tersedia di Indonesia.
Profesor Azril juga mengkritisi rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing oleh Garuda. Menurutnya, pembelian ini kurang realistis mengingat kondisi bandara dan fasilitas yang belum memadai. Dari 34 bandara yang berstatus internasional, hanya 9 yang siap menerima pesawat berbadan besar seperti Boeing 777. Pesawat berbadan besar umumnya digunakan untuk mengangkut jamaah haji.
Beliau menekankan bahwa yang dibutuhkan oleh pariwisata Indonesia saat ini adalah penerbangan murah dengan frekuensi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas event internasional. Profesor Azril mencontohkan event pacu jalur di Kuansing, Riau, yang kini semakin populer di kalangan wisatawan asing.
Profesor Azril juga menyoroti bahwa pemerintah ingin membesarkan Garuda menjadi maskapai nasional nomor satu. Namun, menurutnya, Garuda masih merugi dan belum menerapkan sustainable avtur. Untuk membesarkan Garuda, maskapai tersebut membutuhkan tambahan armada baru.
Pembelian pesawat Boeing merupakan bagian dari perjanjian dagang antara AS dan Indonesia, di mana tarif barang Indonesia yang masuk ke AS disepakati turun dari 32% menjadi 19%. Namun, Profesor Azril menekankan bahwa keberhasilan pariwisata Indonesia tidak hanya bergantung pada pembelian pesawat, tetapi juga pada ketersediaan avtur murah, penerapan SAF, dan peningkatan kualitas infrastruktur serta event internasional.
Tabel Perbandingan Harga Avtur:
| Negara | Harga Avtur |
|---|---|
| Indonesia | Lebih Mahal |
| Singapura | Lebih Murah |
Begitulah garuda borong jumbo ambisi pariwisata atau beban membengkak yang telah saya bahas secara lengkap dalam travel, indonesia, trens, dunia Semoga artikel ini menjadi langkah awal untuk belajar lebih lanjut kembangkan potensi diri dan jaga kesehatan mental. Ayo ajak orang lain untuk membaca postingan ini. Sampai jumpa lagi
✦ Tanya AI