• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Grab-Gojek Ungkap Skema Komisi Ojol: Adilkah 80-20?

img

Newsmenit.com Hai semoga semua sedang dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Di Situs Ini mari kita eksplorasi Technology, News, Indonesia, Dunia yang sedang viral. Konten Informatif Tentang Technology, News, Indonesia, Dunia GrabGojek Ungkap Skema Komisi Ojol Adilkah 8020 Mari kita bahas tuntas artikel ini hingga bagian penutup.

    Table of Contents

Isu komisi ojek online (ojol) kembali mencuat, mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memanggil sejumlah perusahaan aplikasi transportasi daring terkemuka di Indonesia, termasuk Grab, GoTo, Maxim, dan inDrive. Pertemuan ini bertujuan untuk mengklarifikasi praktik komisi yang diterapkan kepada para pengemudi ojol.

Dalam pertemuan yang berlangsung baru-baru ini, Menteri Perhubungan Dedy Purwagandhi secara langsung menanyakan perihal komisi yang diterima perusahaan dari para pengemudi. Hal ini dilakukan menyusul berbagai keluhan dan masukan yang berkembang di kalangan pengemudi ojol terkait besaran komisi yang dianggap memberatkan.

Menanggapi isu tersebut, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza R Munusamy, menegaskan bahwa Grab tidak mengenakan komisi melebihi 20%, sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Direktur PT Goto Gojek Tokopedia Tbk., Catherine Hindra Sutjahyo, yang menjelaskan bahwa pemotongan komisi yang dilakukan GoTo juga sejalan dengan aturan pemerintah.

Catherine menambahkan bahwa pembagian hasil antara perusahaan dan pengemudi tetap mengacu pada skema 80-20, di mana 80% menjadi hak pengemudi dan 20% untuk perusahaan. Ia menekankan bahwa biaya perjalanan tidak akan berubah dan akan terus dipatuhi sesuai dengan peraturan kementerian.

Lebih lanjut, Catherine menjelaskan bahwa penurunan komisi dikhawatirkan dapat berdampak pada penurunan jumlah transaksi. Oleh karena itu, perusahaan berupaya untuk menjaga keseimbangan antara keberlangsungan bisnis dan kesejahteraan pengemudi.

Di sisi lain, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengusulkan agar ojek online di Jakarta dapat memperoleh subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menggunakan plat kuning. Langkah ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk beralih ke angkutan umum dan mengurangi kemacetan di ibu kota.

Isu komisi ojol ini menjadi perhatian serius pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Diharapkan, dialog yang konstruktif antara pemerintah, perusahaan aplikasi, dan perwakilan pengemudi dapat menghasilkan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.

Terima kasih atas kesabaran Anda membaca grabgojek ungkap skema komisi ojol adilkah 8020 dalam technology, news, indonesia, dunia ini hingga selesai Dalam tulisan terakhir ini saya ucapkan terimakasih tetap produktif dan rawat diri dengan baik. Mari berbagi informasi ini kepada orang lain. jangan lupa baca artikel lainnya di bawah ini.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.