• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Harga Energi Mandek: Sinyal Ekonomi Global Melemah?

img

Newsmenit.com Selamat beraktivitas semoga penuh keberhasilan., Pada Waktu Ini aku ingin membagikan informasi penting tentang Business, News, Indonesia, Dunia. Review Artikel Mengenai Business, News, Indonesia, Dunia Harga Energi Mandek Sinyal Ekonomi Global Melemah simak terus penjelasannya hingga tuntas.

    Table of Contents

Laporan terbaru dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) yang dirilis pada hari Kamis, menyoroti bahwa upaya menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tidak aktif di Amerika Serikat adalah langkah yang tidak ekonomis. Inisiatif ini, yang dipicu oleh kebijakan Presiden Trump, bertujuan untuk mengaktifkan kembali 102 unit pembangkit yang telah ditutup dalam empat tahun terakhir.

Menurut IEEFA, usia rata-rata pembangkit yang telah dipensiunkan adalah 56 tahun. Semakin tua usia pembangkit, semakin tinggi pula biaya pemeliharaannya, yang secara langsung meningkatkan biaya produksi listrik. Unit-unit ini, dengan total kapasitas 36.566 megawatt (MW), memerlukan perawatan besar dan mahal untuk dapat beroperasi kembali.

Sentimen terkait kebijakan Trump untuk menghidupkan kembali industri batu bara, terutama di wilayah seperti West Virginia, telah menyebabkan fluktuasi harga batu bara sepanjang minggu ini. Sementara itu, kekhawatiran tentang rendahnya permintaan minyak juga membebani harga minyak global.

Secara keseluruhan, harga komoditas seperti batu bara dan minyak dunia relatif stabil sepanjang pekan 7-11 April 2025. Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara mengalami apresiasi mingguan sebesar 1,02%, naik dari US$98 per ton menjadi US$99 per ton.

Di pasar minyak, harga Brent berada di posisi US$ 64,76 per barel dan WTI di US$ 61,5 per barel pada hari Jumat, 11 April 2025. Meskipun sempat menguat setelah pengumuman perubahan kebijakan tarif oleh Trump, kedua harga tersebut masih berada di zona terendah dalam empat tahun terakhir.

Goldman Sachs telah merevisi proyeksi harga minyak untuk akhir tahun menjadi US$62 untuk Brent dan US$58 untuk WTI. Kekhawatiran akan potensi gangguan pertumbuhan ekonomi akibat pembalasan tarif atau penurunan ekspor dapat menyebabkan kelebihan pasokan di pasar energi global dalam waktu dekat.

China, yang dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan penurunan permintaan industri dan konsumsi minyak, memberikan tekanan tambahan pada pasar. Keputusan OPEC+ untuk mempercepat jadwal penambahan produksi juga semakin membebani prospek harga minyak.

Begitulah harga energi mandek sinyal ekonomi global melemah yang telah saya uraikan secara menyeluruh dalam business, news, indonesia, dunia Silakan bagikan informasi ini jika dirasa bermanfaat cari inspirasi dari alam dan jaga keseimbangan hidup. Jangan ragu untuk membagikan ini ke sahabat-sahabatmu. semoga artikel berikutnya bermanfaat. Terima kasih.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.