• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Harga Minyak Bergejolak: Nuklir dan Sanksi Trump Bayangi Pasar.

img

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga kita selalu dalam kebaikan. Sekarang mari kita kupas tuntas sejarah Business, News, Indonesia, Dunia. Panduan Seputar Business, News, Indonesia, Dunia Harga Minyak Bergejolak Nuklir dan Sanksi Trump Bayangi Pasar Ikuti selalu pembahasannya sampai bagian akhir.

Pasar minyak global mengalami gejolak sepanjang minggu ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari ketegangan geopolitik hingga dinamika penawaran dan permintaan. Pada 25 April 2025, harga minyak Brent ditutup sedikit lebih tinggi pada US$66,70 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di US$62,93.

Awal pekan, pada 21 April 2025, harga Brent sempat merosot 1,7% menjadi US$66,80 per barel. Penurunan ini dipicu oleh isu potensi pelonggaran sanksi terhadap minyak Iran akibat pembicaraan nuklir dengan AS, yang dikhawatirkan akan meningkatkan pasokan global.

Namun, pada Rabu, 23 April 2025, pasar kembali bergairah setelah AS mengumumkan sanksi baru terhadap jaringan ekspor energi Iran. Data dari American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS sebesar 4,6 juta barel juga turut mendukung kenaikan harga.

Meskipun demikian, sentimen positif ini tidak bertahan lama. Ketidakpastian terkait perang dagang antara AS dan China kembali menghantui pasar. Pernyataan yang saling bertentangan dari kedua negara mengenai kemajuan negosiasi dagang menambah keraguan di kalangan investor.

Selain itu, kekhawatiran tentang kelebihan pasokan juga muncul. Laporan tentang perselisihan di antara anggota OPEC+ terkait kepatuhan produksi, khususnya dengan Kazakhstan, serta peningkatan produksi dari beberapa negara anggota lainnya, memicu kekhawatiran akan oversupply.

Secara keseluruhan, kinerja mingguan menunjukkan penurunan. Brent melemah 1,8%, sementara WTI tergelincir hampir 3%, mencatatkan kinerja terburuk sejak awal April. Volatilitas harga minyak mencerminkan ketidakpastian yang sedang berlangsung di pasar, yang dipengaruhi oleh faktor geopolitik, ketidakpastian permintaan global, dan dinamika penawaran yang kompleks.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak:

Faktor Pengaruh
Ketegangan Geopolitik Meningkatkan volatilitas harga
Perang Dagang AS-China Menciptakan ketidakpastian permintaan
Sanksi terhadap Iran Mempengaruhi pasokan global
Produksi OPEC+ Menentukan keseimbangan penawaran

Pasar akan terus memantau perkembangan terkait faktor-faktor ini untuk mengantisipasi pergerakan harga minyak di masa mendatang.

Sekian penjelasan tentang harga minyak bergejolak nuklir dan sanksi trump bayangi pasar yang saya sampaikan melalui business, news, indonesia, dunia Silahkan cari informasi lainnya yang mungkin kamu suka selalu bergerak maju dan jaga kesehatan lingkungan. Ayo sebar informasi yang bermanfaat ini. Terima kasih atas kunjungan Anda

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.