• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Harga Minyak Labil, Saham Ikut Menari: Untung atau Buntung?

img

Newsmenit.com Semoga kamu tetap berbahagia ya, Di Titik Ini aku mau berbagi pengalaman seputar Business, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Informasi Mendalam Seputar Business, News, Indonesia, Dunia Harga Minyak Labil Saham Ikut Menari Untung atau Buntung Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.

    Table of Contents

Pada tanggal 9 April 2025, pasar minyak global mengalami gejolak signifikan. Harga minyak mentah sempat anjlok ke level terendah dalam empat tahun terakhir sebelum akhirnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran akan resesi global akibat perang tarif antara Amerika Serikat dan China.

Ketegangan dagang yang meningkat antara AS dan China memicu kekhawatiran akan resesi yang bisa mengurangi permintaan terhadap minyak mentah. Sebagai respons, China mengenakan tarif tambahan sebesar 34% terhadap barang-barang asal AS.

Goldman Sachs menurunkan proyeksi harga minyak mentah Brent dan WTI untuk tahun 2026, mengutip risiko resesi yang meningkat dan potensi peningkatan pasokan dari OPEC+.

Penurunan harga minyak berdampak pada saham emiten migas. Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mengalami penurunan paling signifikan, diikuti oleh PT Medco Energy International Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

Meskipun demikian, beberapa analis menilai bahwa valuasi saham-saham minyak saat ini sudah menarik. ELSA dan MEDC dianggap sebagai pilihan teratas karena likuiditas dan fundamental yang cukup potensial.

ELSA dinilai menarik karena potensi dividen yield yang atraktif. Dengan asumsi payout ratio konservatif sebesar 25%, potensi dividen yang dihasilkan mencapai 6,2% berdasarkan harga saham saat ini.

ELSA juga memiliki katalis pertumbuhan pada core profit yang didorong oleh investasi di sektor hulu migas. Peningkatan ini akan meningkatkan pendapatan di segmen jasa hulu migas dan jasa penunjang migas.

MEDC, di sisi lain, berupaya mendiversifikasi portofolio bisnisnya dengan mengembangkan segmen energi baru dan terbarukan (EBT). Pada Februari lalu, MEDC meresmikan operasional PTLP Ijen, dan berencana mengoperasikan PLTS Bali Timur pada kuartal kedua tahun ini.

Meskipun lebih dari 90% pendapatan MEDC masih berasal dari kontrak penjualan migas, pengembangan segmen EBT diharapkan dapat mendongkrak pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga minyak.

Berikut adalah rangkuman singkat mengenai dampak dan proyeksi harga minyak:

Jenis MinyakHarga (9 April 2025)Faktor Pendorong
BrentUS$ 61 per barelKekhawatiran resesi global, perang tarif AS-China
WTIUS$ 57,81 per barelRencana peningkatan produksi OPEC+

Yoshida memprediksi bahwa WTI bisa turun hingga US$55 atau bahkan US$50, jika penurunan pasar saham berlanjut.

Demikianlah harga minyak labil saham ikut menari untung atau buntung sudah saya jabarkan secara detail dalam business, news, indonesia, dunia Selamat menggali informasi lebih lanjut tentang tema ini selalu berinovasi dan jaga keseimbangan hidup. sebarkan postingan ini ke teman-teman. terima kasih atas perhatian Anda.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.