• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Investor Panik! Saham AS Ditinggal, Krisis Bank Terulang?

img

Newsmenit.com Bismillah semoga semua urusan lancar. Pada Detik Ini mari kita teliti Business, News, Indonesia, Dunia yang banyak dibicarakan orang. Informasi Relevan Mengenai Business, News, Indonesia, Dunia Investor Panik Saham AS Ditinggal Krisis Bank Terulang Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.

Sebuah survei terbaru dari Bank of America (BofA), yang dipublikasikan pada hari Senin, mengungkapkan bahwa sekitar separuh investor institusional berencana untuk mengurangi investasi mereka di pasar saham Amerika Serikat. Data ini muncul di tengah kekhawatiran tentang ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter yang ketat.

Di sisi lain, kepemilikan asing atas obligasi pemerintah AS (US Treasury) mencapai angka signifikan, yaitu 30% atau setara dengan US$ 4,6 triliun. Namun, alokasi saham AS mengalami penurunan tajam dalam sebulan terakhir, merosot sekitar 13 poin persentase menjadi 36% net underweight. Ini merupakan level terendah sejak krisis perbankan yang terjadi pada bulan Maret 2023.

Menurut data dari Apollo, investor asing memiliki saham AS senilai US$ 18,5 triliun, yang mewakili 20% dari total kepemilikan pasar saham. Situasi ini diperburuk oleh ketegangan perdagangan yang meningkat, terutama antara AS dan China. China telah memberlakukan tarif balasan sebesar 145% terhadap produk AS, sebagai respons terhadap kebijakan serupa dari AS.

Ketegangan ini, ditambah dengan sikap wait-and-see dari The Fed terkait penurunan suku bunga, menciptakan ketidakpastian di pasar. Meskipun data inflasi menunjukkan tanda-tanda pendinginan dan tingkat pengangguran mulai meningkat, The Fed tampaknya belum akan mengikuti jejak bank sentral lain di Eropa dan India yang telah lebih dulu memangkas suku bunga acuan.

Sejak Februari, alokasi investor terhadap ekuitas AS telah turun sekitar 53 poin persentase, menandai penurunan terbesar dalam dua bulan yang pernah tercatat. Selain itu, survei BofA menunjukkan bahwa 82% responden memperkirakan ekonomi global akan melemah, angka tertinggi dalam sejarah survei tersebut.

Menurut Polymarket, peluang terjadinya resesi di AS kembali meningkat dari 50% menjadi 56% dalam sepekan terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa kekhawatiran pasar masih berpusat pada aset berisiko seperti saham, mendorong investor untuk mengambil langkah antisipatif dengan melakukan aksi jual.

Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Sekian penjelasan tentang investor panik saham as ditinggal krisis bank terulang yang saya sampaikan melalui business, news, indonesia, dunia Terima kasih atas antusiasme Anda dalam membaca selalu bersyukur dan perhatikan kesehatanmu. Ayo sebar informasi baik ini kepada semua. jangan lewatkan artikel lain yang bermanfaat di bawah ini.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.