Jakarta Juara Gender: Lalu, Daerah Mana yang Tertinggal?

Newsmenit.com Bismillahirrahmanirrahim salam sejahtera untuk kalian semua. Disini saya akan mengulas fakta-fakta seputar Business, News, Indonesia, Dunia. Panduan Artikel Tentang Business, News, Indonesia, Dunia Jakarta Juara Gender Lalu Daerah Mana yang Tertinggal Yuk

Pada tahun 2024, kesetaraan gender di Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Data dari BPS mengungkapkan bahwa DKI Jakarta mencatatkan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) terendah di seluruh Indonesia, yaitu 0,147.

Sebaliknya, Papua Pegunungan memiliki IKG tertinggi, mencapai 0,579. Perbedaan yang signifikan ini menyoroti tantangan yang berbeda di berbagai wilayah Indonesia dalam hal kesetaraan gender.

Keberhasilan Jakarta didorong oleh beberapa faktor kunci, termasuk Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan yang tinggi, peningkatan representasi perempuan di lembaga legislatif, dan akses yang lebih baik ke pendidikan menengah atas. Infrastruktur yang memadai dan urbanisasi juga memainkan peran penting dalam menciptakan peluang yang lebih luas bagi perempuan di bidang ekonomi dan politik.

Di sisi lain, Papua Pegunungan menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Kondisi geografis yang sulit, pembangunan yang belum merata, dan norma sosial yang kuat membatasi partisipasi perempuan. Akses terhadap layanan kesehatan reproduksi dan representasi perempuan dalam lembaga publik juga masih minim.

Secara nasional, rata-rata IKG Indonesia pada tahun 2024 adalah 0,421, menunjukkan penurunan dari 0,447 pada tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa upaya untuk mengurangi ketimpangan gender di seluruh Indonesia mulai membuahkan hasil.

Penurunan IKG di DKI Jakarta sebesar 0,109 poin dari tahun 2023 menunjukkan kemajuan yang pesat. Hal ini menjadi contoh yang baik bagi daerah lain, terutama Papua Pegunungan, dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender.

Pertanyaan pentingnya adalah, pelajaran apa yang dapat dipetik oleh Papua Pegunungan dari Jakarta? Fokus utama harus diberikan pada peningkatan keterlibatan perempuan dalam pembangunan ekonomi lokal dan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi.

Penting untuk dicatat bahwa kesetaraan gender bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif di mana setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi.