• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Jejak Banon Yogya: Sultan Hijrah, Simbol Agung Bertahta.

img

Newsmenit.com Selamat datang di blog saya yang penuh informasi terkini. Di Situs Ini mari kita kupas tuntas fakta-fakta tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia. Artikel Ini Mengeksplorasi Travel, Indonesia, Trens, Dunia Jejak Banon Yogya Sultan Hijrah Simbol Agung Bertahta Jangan lewatkan informasi penting

Kamis malam, 4 September 2025, Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin prosesi sakral Jejak Banon, sebuah tradisi langka yang hanya dilaksanakan setiap delapan tahun sekali. Upacara ini merupakan bagian integral dari perayaan Sekaten, yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut KRT Kusumonegoro, Koordinator Rangkaian Prosesi Garebeg Mulud Dal 1959, Jejak Banon, atau yang juga dikenal sebagai Jejak Beteng, adalah simbol keberanian dan spiritualitas. Tradisi ini melambangkan keberanian dalam menghadapi perubahan hidup berdasarkan ajaran Islam, sekaligus menandai lahirnya tatanan masyarakat yang baru.

Prosesi Jejak Banon dilaksanakan di sisi selatan Masjid Gedhe, yang terletak di kompleks Alun-alun utara Kasultanan Yogyakarta. Sri Sultan, yang juga menjabat sebagai Gubernur DI Yogyakarta, hadir bersama para kerabat keraton. Beliau melangkahkan kaki di atas tumpukan batu yang telah dihancurkan, sebuah tindakan simbolis yang sarat makna.

Jejak Banon adalah tradisi yang diwariskan turun-temurun, mencerminkan keberanian para leluhur dalam menghadapi perubahan tanpa meninggalkan akar budaya. Penyebaran Islam pada masa lalu dilakukan dengan cara damai dan bijaksana, sehingga ajaran tersebut dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Prosesi ini dilakukan dalam suasana khidmat, namun tetap menarik perhatian dan rasa penasaran masyarakat yang menyaksikan.

Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya keberanian, spiritualitas, dan pelestarian budaya dalam menghadapi dinamika zaman. Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai pemimpin keraton, terus melestarikan tradisi ini sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya Yogyakarta.

Begitulah jejak banon yogya sultan hijrah simbol agung bertahta yang telah saya jelaskan secara lengkap dalam travel, indonesia, trens, dunia, Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda semua pertahankan motivasi dan pola hidup sehat. Bagikan kepada sahabat agar mereka juga tahu. Sampai bertemu lagi

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.