• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Jejak Cinta Purba: Manusia dan Spesies Lain Berbagi DNA.

img

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga harimu penuh berkah. Dalam Opini Ini saya ingin berbagi tips dan trik mengenai Technology, News, Indonesia, Dunia. Artikel Dengan Tema Technology, News, Indonesia, Dunia Jejak Cinta Purba Manusia dan Spesies Lain Berbagi DNA baca sampai selesai.

Pada tahun 2024, bukti baru mengemuka mengenai interaksi genetik antara manusia modern, Homo Sapiens, dan Neanderthal. Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa kedua spesies ini pernah hidup berdampingan dan bahkan melakukan perkawinan silang.

Fokus utama penelitian ini adalah pada interaksi antara Homo Sapiens dan Neanderthal. Lokasi geografis yang menjadi sorotan adalah Pegunungan Zagros, yang berfungsi sebagai jembatan antara wilayah Palearktik yang dingin dan Afrotropis yang lebih hangat selama perubahan iklim di Zaman Es.

Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa kedua spesies ini pernah mendiami wilayah Pegunungan Zagros. Pegunungan ini terletak di perbatasan tiga negara: Iran, Irak utara, dan Turki tenggara. Secara geografis, Zagros berada di Asia Barat Daya dan Eropa Selatan selama era Pleistosen, periode waktu di mana percampuran genetik antara kedua spesies diperkirakan terjadi.

Temuan ini didasarkan pada analisis data distribusi geografis kedua spesies. Para peneliti berpendapat bahwa Zagros memiliki keanekaragaman hayati dan topografi yang memadai untuk mendukung populasi manusia.

Bukti adanya percampuran genetik antara Homo Sapiens dan Neanderthal pertama kali terungkap pada tahun 2010, setelah pemetaan sekuens genomik Neanderthal selesai. Hasil analisis menunjukkan bahwa 1 hingga 4% genom manusia modern, kecuali populasi Afrika, berasal dari Neanderthal.

Pengaruh genetik Neanderthal pada manusia modern dapat dilihat pada beberapa ciri fisik, seperti bentuk hidung yang lebih besar. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa individu dengan warisan genetik Neanderthal mungkin lebih rentan terhadap infeksi virus Covid-19. Penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk memahami dampak penuh dari warisan genetik Neanderthal pada manusia modern.

Itulah informasi seputar jejak cinta purba manusia dan spesies lain berbagi dna yang dapat saya bagikan dalam technology, news, indonesia, dunia Saya berharap artikel ini menginspirasi Anda untuk belajar lebih banyak tingkatkan keterampilan komunikasi dan perhatikan kesehatan sosial. Sebarkan manfaat ini kepada orang-orang di sekitarmu. semoga Anda menemukan artikel lainnya yang menarik. Sampai jumpa.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.