Kisah Iguana: Petualangan Laut 8.000 Km yang Menggetarkan!

Newsmenit.com Dengan nama Allah semoga kita diberi petunjuk. Dalam Waktu Ini aku ingin membagikan informasi penting tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia. Ringkasan Artikel Mengenai Travel, Indonesia, Trens, Dunia Kisah Iguana Petualangan Laut 8000 Km yang Menggetarkan Jangan berhenti di tengah lanjutkan membaca sampai habis.

Pada Oktober 1998, sebuah studi menyoroti kemampuan luar biasa iguana untuk bertahan hidup dalam perjalanan laut yang panjang. Penelitian ini menginspirasi Dr. Simon Scarpetta, saat itu penerima beasiswa postdoctoral National Science Foundation di University of California, Berkeley, untuk menggali lebih dalam asal-usul biogeografis iguana Fiji.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah berdebat tentang bagaimana iguana bisa mencapai pulau Fiji yang terpencil. Dr. Scarpetta dan timnya bertujuan untuk menguji berbagai teori, termasuk teori arung jeram dan teori migrasi darat, serta hipotesis lain seperti penyebaran melalui Antartika atau menyeberangi jembatan daratan Bering.

Teori arung jeram, yang sering digambarkan sebagai penyebaran sweepstakes, mengusulkan bahwa iguana melakukan perjalanan luar biasa dengan mengarungi lautan di atas vegetasi terapung, seperti pohon atau tanaman yang tumbang. Sebagai contoh, pada tahun 1995, setidaknya 15 iguana hijau muncul di pantai Anguilla di Karibia di atas rakit yang terbuat dari pohon-pohon yang tumbang.

Menurut CNN, Minggu (30 Maret 2025), nenek moyang iguana modern diperkirakan telah melakukan perjalanan laut terpanjang yang pernah dilakukan oleh vertebrata darat, dari pantai barat Amerika Utara menuju Fiji. Namun, teori lain mengusulkan bahwa kadal itu bermigrasi melalui darat dari Asia atau Australia.

Untuk menentukan kapan iguana tiba di Fiji, para peneliti menganalisis gen dari 14 spesies iguana yang masih hidup. Tim menemukan bahwa kerabat terdekat iguana Fiji yang masih hidup adalah dipsosaurus. Mereka juga menemukan bahwa kadal-kadal tersebut kemungkinan besar mengapung hampir 322 kilometer dari Guadeloupe setelah peristiwa badai.

Temuan yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini membantu memperjelas misteri yang telah lama ada tentang bagaimana reptil ini mencapai pulau-pulau terpencil. Teori sebelumnya menyatakan bahwa spesies iguana yang telah punah mendarat di Fiji dari Amerika tanpa waktu yang jelas.

Dr. Scarpetta, yang kini menjabat sebagai asisten profesor di University of San Francisco, menekankan pentingnya memahami jenis penyebaran air ini. Memahami jenis penyebaran air ini dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana spesies lain menjajah daerah terisolasi dari waktu ke waktu, katanya.

Peristiwa cuaca besar, seperti angin topan atau banjir, dapat menumbangkan vegetasi dan membawa serta hewan. Penelitian ini memberikan bukti genetik yang mendukung teori arung jeram sebagai mekanisme penyebaran iguana ke pulau-pulau terpencil.