Kode Domisili Dibuka: Bursa RI Banjir Duit Asing?

Newsmenit.com Mudah-mudahan harimu cerah dan indah. Dalam Blog Ini mari kita bahas tren Business, News, Indonesia, Dunia yang sedang diminati. Informasi Praktis Mengenai Business, News, Indonesia, Dunia Kode Domisili Dibuka Bursa RI Banjir Duit Asing Mari kita bahas tuntas hingga bagian penutup tulisan.

Jakarta, 6 Mei 2025 - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah strategis dengan melonggarkan kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi di pasar modal Indonesia. Kebijakan ini mencakup pembukaan kembali kode broker serta data domisili transaksi, baik lokal maupun asing.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, mengonfirmasi bahwa sistem untuk implementasi kebijakan ini sedang dalam tahap persiapan. Iya, sedang kami siapkan sistemnya, ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/5/2025).

Sebagai informasi, BEI sebelumnya telah menghapus kode broker saat transaksi saham berlangsung pada 6 Desember 2021. Wacana penerapan kembali kebijakan ini muncul sebagai respons terhadap masukan dari pelaku pasar dalam pertemuan dengan BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 3 Maret 2025.

Pembukaan kode broker dan domisili diharapkan dapat memacu likuiditas pasar. Sejak IHSG mencapai rekor tertinggi (ATH), likuiditas bulanan sempat turun drastis hingga 44% pada Februari 2025. Meskipun telah pulih berkat efek dividen dan musim laporan keuangan, isu likuiditas tetap menjadi perhatian utama.

Dengan adanya transparansi kode broker dan domisili, investor, terutama investor ritel, akan memiliki informasi yang lebih lengkap untuk mengambil keputusan investasi. Mereka dapat mencermati pihak yang aktif membeli atau menjual saham setelah sesi I perdagangan, sehingga strategi investasi atau trading dapat lebih matang.

Data Bloomberg menunjukkan bahwa partisipasi ritel di pasar modal meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Namun, partisipasi institusi cenderung stagnan, sementara partisipasi asing terus menurun. Kelonggaran kebijakan ini diharapkan dapat menarik kembali minat investor institusi dan asing, sehingga likuiditas pasar dapat meningkat.

Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi likuiditas untuk kembali terpacu. Namun, diperlukan dukungan dari penyedia likuiditas dari institusi dan asing, bukan hanya dari investor ritel. BEI juga perlu memperhatikan regulasi minimal free float sebesar 7,5% bagi saham yang terdaftar di bursa, mengingat lebih dari 20% saham saat ini berada di papan pemantauan khusus (FCA).