• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Lulusan Baru Gigit Jari: Peluang Kerja Semakin Menipis

img

Newsmenit.com Selamat datang di blog saya yang penuh informasi terkini. Di Momen Ini saya ingin berbagi tentang Technology, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Artikel Yang Mengulas Technology, News, Indonesia, Dunia Lulusan Baru Gigit Jari Peluang Kerja Semakin Menipis Baca sampai selesai agar pemahaman Anda maksimal.

Jakarta, 29 Agustus 2025 - Perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) menimbulkan kekhawatiran baru, terutama bagi para fresh graduate yang baru memasuki dunia kerja. Sebuah studi terbaru mengindikasikan bahwa AI berpotensi mengurangi peluang kerja bagi generasi muda.

Penelitian yang menggunakan data penggajian dari ADP ini menyoroti bahwa penurunan kesempatan kerja di kalangan pekerja muda bisa menjadi indikasi awal dari dampak yang lebih luas akibat adopsi AI di berbagai industri. Ini menjadi semacam alarm peringatan akan potensi gelombang kehilangan pekerjaan di masa depan.

Survei Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa kekhawatiran ini bukan hanya isapan jempol belaka. Mayoritas warga Amerika, sekitar 71%, mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang potensi hilangnya pekerjaan akibat AI. Hal ini mencerminkan keresahan publik yang meluas terkait dampak teknologi ini terhadap pasar tenaga kerja.

Studi dari Stanford University menemukan bahwa pekerja berusia 22-25 tahun di sektor-sektor yang paling terpengaruh oleh AI mengalami penurunan kesempatan kerja hingga 13% dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Profesi seperti pengembang perangkat lunak dan layanan pelanggan disebut sebagai yang paling rentan.

Menariknya, pekerja senior di bidang yang sama tidak mengalami penurunan serupa. Bahkan, beberapa sektor entry-level lainnya justru mencatat pertumbuhan lapangan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa dampak AI tidak merata dan mungkin lebih terasa bagi mereka yang baru memulai karier.

Tabel: Perbandingan Dampak AI pada Pekerja Muda dan Senior

Kelompok Usia Perubahan Kesempatan Kerja
22-25 Tahun Penurunan hingga 13%
Pekerja Senior Tidak ada penurunan signifikan

Implikasi dari temuan ini sangat penting. Perlu adanya strategi adaptasi dan pelatihan ulang untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang relevan di era AI. Jika tidak, kesenjangan keterampilan dan pengangguran di kalangan fresh graduate dapat menjadi masalah yang semakin serius.

Begitulah ringkasan lulusan baru gigit jari peluang kerja semakin menipis yang telah saya jelaskan dalam technology, news, indonesia, dunia Silahkan cari informasi lainnya yang mungkin kamu suka kembangkan ide positif dan jaga keseimbangan hidup. bagikan kepada teman-temanmu. Sampai bertemu di artikel menarik lainnya. Terima kasih banyak.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.