• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Mendaki: Selamatkan Diri dari Hipotermia dengan Cepat!

img

Newsmenit.com Bismillahirrahmanirrahim salam sejahtera untuk kalian semua. Detik Ini mari kita bahas keunikan dari Lifestyle, News, Indonesia, Trends yang sedang populer. Artikel Yang Fokus Pada Lifestyle, News, Indonesia, Trends Mendaki Selamatkan Diri dari Hipotermia dengan Cepat Jangan berhenti di sini lanjutkan sampe akhir.

Hipotermia merupakan kondisi berbahaya yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada yang dapat diproduksi, mengakibatkan penurunan suhu tubuh secara drastis. Kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.

Menurut informasi dari SehatQ, Jumat, 27 Juni 2025, hipotermia terjadi ketika suhu tubuh seseorang turun di bawah 35 derajat Celcius. Pada suhu ini, tubuh tidak lagi mampu menghasilkan panas yang cukup untuk menjaga fungsi organ vital.

Kasus hipotermia seringkali menjadi perhatian serius, terutama di kalangan pendaki gunung. Cuaca ekstrem di ketinggian, ditambah dengan kurangnya persiapan yang memadai, dapat meningkatkan risiko terjadinya hipotermia. Baru-baru ini, beberapa kasus kematian pendaki akibat hipotermia menjadi sorotan, termasuk kasus Juliana Marins, pendaki asal Brasil, yang meninggal dunia di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.

Sebelumnya, dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, juga dilaporkan meninggal dunia akibat hipotermia saat mendaki Puncak Cartenz (Carstensz Pyramid) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Tragedi ini menjadi pengingat akan bahaya hipotermia, terutama di lingkungan pegunungan yang keras.

Penting untuk mengenali tanda-tanda hipotermia dan segera mengambil tindakan yang tepat. Jika seseorang mengalami hipotermia, segera cari pertolongan medis. Beberapa langkah awal yang dapat dilakukan termasuk memindahkan korban ke tempat yang hangat, mengganti pakaian yang basah dengan pakaian kering, dan memberikan minuman hangat (bukan alkohol atau kafein).

Proses pemulihan hipotermia seharusnya mulai terlihat dalam beberapa menit setelah penanganan awal. Jika pasien mulai berhenti gemetar dan mampu tersenyum, ini menandakan pemulihan. Namun, jika gemetar berhenti tetapi pasien belum bisa tersenyum, kondisi tersebut bisa jadi semakin memburuk dan memerlukan penanganan medis segera. Waspadalah terhadap perubahan kondisi pasien.

Pencegahan adalah kunci utama. Bagi para pendaki, pastikan untuk membawa perlengkapan yang memadai, termasuk pakaian hangat, jaket tahan air, dan sleeping bag yang sesuai dengan kondisi cuaca. Selalu perhatikan kondisi tubuh dan segera turun gunung jika merasa kedinginan atau mengalami gejala hipotermia.

Sekian penjelasan tentang mendaki selamatkan diri dari hipotermia dengan cepat yang saya sampaikan melalui lifestyle, news, indonesia, trends Silakan aplikasikan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari tetap semangat berkolaborasi dan utamakan kesehatan keluarga. Ayo ajak orang lain untuk membaca postingan ini. lihat artikel lain di bawah ini.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.