Negosiasi Ulang Tarif Trump: Asa Baru Ekonomi Indonesia?

Newsmenit.com Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Dalam Konten Ini saya akan membahas manfaat Economy, News, Indonesia, Dunia yang tidak boleh dilewatkan. Artikel Dengan Tema Economy, News, Indonesia, Dunia Negosiasi Ulang Tarif Trump Asa Baru Ekonomi Indonesia Pastikan Anda mengikuti pembahasan sampai akhir.

1.1. mineral kritis

Pada tanggal 9 Juli 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mewakili Pemerintah Indonesia, bertemu dengan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer. Pertemuan ini membahas kebijakan tarif resiprokal antara kedua negara.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengintensifkan perundingan selama tiga minggu ke depan, dengan saling menghormati penawaran dan permintaan masing-masing. Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pertemuan tersebut berjalan sangat baik dan konstruktif, membuka ruang untuk kesepakatan lebih lanjut terkait besaran tarif resiprokal dan penawaran dari Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan tertulis pada Kamis, 10 Juli 2025.

Diharapkan, kesepakatan ini akan menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan tarif resiprokal dan memperkuat kerjasama perdagangan serta investasi antara Indonesia dan Amerika Serikat. Perundingan telah mencapai kemajuan yang mencakup isu-isu tarif, hambatan non-tarif, ekonomi digital, keamanan ekonomi, serta kerjasama komersial dan investasi.

Airlangga Hartarto menambahkan bahwa Indonesia dan AS memiliki pemahaman yang sama terkait perkembangan perundingan. Beberapa hari sebelumnya, perusahaan-perusahaan Indonesia di bidang energi dan pertanian telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan-perusahaan dan asosiasi usaha AS untuk pembelian produk unggulan AS dan mendorong peningkatan investasi.

Airlangga juga menyampaikan apresiasi atas proses negosiasi yang konstruktif dengan pihak AS. Pertemuan ini dilaksanakan setelah Presiden AS mengirimkan surat terkait keputusan tarif impor untuk Indonesia sebesar 32%. Indonesia dan AS melihat potensi besar untuk memperluas kerjasama di sektor strategis seperti mineral kritis.

“Kita perlu mengoptimalkan potensi kerjasama dan investasi dalam pengolahan critical minerals tersebut bersama-sama,” ungkap Airlangga, menekankan pentingnya kerjasama di sektor ini.