Paspor ASEAN Perkasa: Dominasi Global di Genggaman 2025

Newsmenit.com Hai semoga hatimu selalu tenang. Dalam Waktu Ini mari kita kupas tuntas fakta-fakta tentang Lifestyle, News, Indonesia, Trends. Artikel Dengan Fokus Pada Lifestyle, News, Indonesia, Trends Paspor ASEAN Perkasa Dominasi Global di Genggaman 2025 Simak penjelasan detailnya hingga selesai.

1.1. Henley Passport Index

Henley Passport Index, sebuah barometer kekuatan paspor global, baru saja merilis pembaruan terbarunya per Juli 2025. Indeks ini mengukur seberapa kuat sebuah paspor berdasarkan jumlah negara yang dapat diakses pemegangnya tanpa memerlukan visa sebelumnya.

Data yang digunakan dalam pemeringkatan ini bersumber dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), menjadikannya acuan yang kredibel dan diakui secara internasional.

Singapura kembali menduduki puncak daftar sebagai pemilik paspor terkuat di dunia. Warga negara Singapura dapat menikmati kebebasan bepergian ke 193 negara tanpa perlu repot mengurus visa.

Di sisi lain, Indonesia berada di peringkat ke-66. Pemegang paspor Indonesia memiliki akses bebas visa ke 74 negara. Tentu, ini menjadi catatan penting untuk terus meningkatkan diplomasi dan kerjasama internasional.

Diperbarui setiap bulan, Henley Passport Index menjadi referensi penting bagi individu dan negara untuk memahami lanskap mobilitas global. Indeks ini mencakup 199 paspor dari berbagai negara dan menganalisis akses ke 227 destinasi perjalanan di seluruh dunia.

Henley Passport Index bukan hanya sekadar daftar peringkat. Lebih dari itu, indeks ini mencerminkan hubungan diplomatik, kebijakan visa, dan stabilitas politik suatu negara. Semakin tinggi peringkat sebuah paspor, semakin besar pula kebebasan dan peluang yang dimiliki warganya untuk menjelajahi dunia.

Peringkat paspor dapat berubah seiring waktu, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perjanjian bilateral, perubahan kebijakan imigrasi, dan kondisi geopolitik global. Oleh karena itu, pemantauan berkala terhadap Henley Passport Index sangat penting bagi para pelaku perjalanan dan pembuat kebijakan.