Promo Menggila: Produk Bundling dan Buy 1 Get 1 Laris!

Newsmenit.com Hai semoga semua sedang dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Dalam Tulisan Ini saya ingin berbagi tips dan trik mengenai Business, News, Indonesia, Dunia. Ringkasan Informasi Seputar Business, News, Indonesia, Dunia Promo Menggila Produk Bundling dan Buy 1 Get 1 Laris Pastikan kalian menyimak seluruh isi artikel ini ya.

Industri perawatan dan kecantikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat, terutama di ranah e-commerce. Persaingan semakin ketat dengan munculnya merek-merek baru yang berani mengambil langkah agresif untuk menarik perhatian konsumen.

Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam total nilai penjualan kategori perawatan & kecantikan di e-commerce sepanjang tahun 2024, dari Rp12,6 triliun pada kuartal I menjadi Rp17,4 triliun pada kuartal IV.

Beberapa merek baru, yang muncul dalam empat tahun terakhir, berhasil mencuri perhatian dan menggeser dominasi merek-merek besar yang sudah ada. Salah satu contohnya adalah merek yang berhasil menduduki peringkat ke-2 dalam kategori serum wajah, mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 284% pada kuartal ketiga.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan jumlah Stock Keeping Unit (SKU) hingga dua kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya, serta penambahan SKU dengan gimmick promosi seperti pemberian gratis botol bayi atau produk bayi lainnya.

Merek-merek pendatang baru ini menerapkan pendekatan inovatif, memanfaatkan gimmick promosi seperti penawaran produk bundling, Buy 1 Get 1, dan diversifikasi SKU dalam jumlah besar. Bahkan, SKU dengan gimmick meningkat dua kali lipat.

Salah satu merek yang belum genap berusia 4 tahun berhasil masuk ke jajaran empat besar merek terlaris setelah meningkatkan jumlah SKU bundling secara signifikan. Peningkatan agresif dalam promosi digital ini memungkinkan mereka mencatatkan pertumbuhan nilai penjualan yang luar biasa.

Temuan ini berasal dari pemantauan data real-time Compas Market Insight Dashboard terhadap lima marketplace besar di Indonesia (Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, dan TikTok Shop) selama periode Januari-Desember 2024.

Hanindia Narendrata dari Compas menekankan pentingnya pengambilan keputusan berbasis data bagi merek-merek yang ingin tetap relevan dan bersaing di pasar e-commerce yang semakin kompetitif. Compas secara aktif berupaya mengedukasi pasar untuk memanfaatkan data dalam proses pengambilan keputusan, salah satunya melalui penyajian konten insight berbasis data mengenai pasar e-commerce FMCG.

Tanpa strategi yang adaptif dan berbasis data, merek berisiko kehilangan momentum. Insight ini menjadi panduan penting bagi merek-merek lain yang ingin tetap relevan dan bersaing.