Puasa Intermiten: Bukan Selalu Sehat, Ini Efek Sampingnya!

Newsmenit.com Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Di Momen Ini aku ingin membagikan pengetahuan seputar Food, News, Indonesia. Artikel Ini Mengeksplorasi Food, News, Indonesia Puasa Intermiten Bukan Selalu Sehat Ini Efek Sampingnya Pastikan Anda mengikuti pembahasan sampai akhir.
- 1.1. Kesimpulan:
Table of Contents
Tren hidup sehat semakin populer, mendorong banyak orang untuk berolahraga dan menjalani diet. Salah satu pola diet yang banyak dibicarakan adalah Intermittent Fasting (IF), yang menerapkan sistem jendela makan.
Meskipun IF populer dan dianggap efektif menurunkan berat badan, melaksanakannya tanpa panduan yang tepat dapat menimbulkan konsekuensi serius. Sebuah studi di Amerika Serikat terhadap 2.000 orang dewasa menemukan bahwa mereka yang membatasi waktu makan kurang dari 8 jam sehari memiliki risiko kematian 91% lebih tinggi, terutama akibat gangguan kardiovaskuler.
Diet IF yang tidak terstruktur dapat mengganggu metabolisme tubuh. Membiarkan tubuh kelaparan tanpa pengaturan ahli dapat menyebabkan tekanan gula darah rendah, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, lemas, dan sakit kepala. Jendela makan yang terlalu panjang juga dapat memicu masalah serupa.
Tubuh manusia membutuhkan nutrisi dan vitamin untuk berfungsi optimal. Melewati jam makan mengurangi asupan nutrisi penting, termasuk makronutrien seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Efek jangka panjangnya adalah penurunan imunitas dan peningkatan risiko penyakit.
Pakar kesehatan tidak menyarankan pelaku IF untuk membiarkan tubuh kelaparan ekstrem atau berpuasa terlalu lama. Meskipun puasa dapat membakar kalori, hal ini justru meningkatkan hormon lapar di otak. Penelitian menunjukkan adanya kaitan antara IF dan gangguan makan (eating disorder).
Sebuah studi di Kanada yang melibatkan 2.700 remaja dan dewasa menemukan bahwa banyak pelaku IF mengalami gangguan pola makan. Diet yang terlalu ketat dan dipaksakan dapat memicu keinginan makan berlebihan. Alih-alih menurunkan berat badan, risiko ngidam makanan justru meningkat.
Pada tanggal 15 Maret 2024, pakar kesehatan menekankan pentingnya berhati-hati dalam melakukan diet IF dan selalu berkonsultasi dengan ahli gizi. Diet yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko stres metabolik dan memengaruhi kesehatan jantung. Bahkan, sebuah penelitian menemukan peningkatan 135% risiko kematian akibat serangan jantung pada orang yang terlalu ketat membatasi asupan makan mereka.
Kesimpulan: Diet IF dapat bermanfaat jika dilakukan dengan benar dan terstruktur, serta dipantau oleh ahli gizi. Jika tidak, risiko kesehatan jangka panjang dapat meningkat secara signifikan.
Sekian rangkuman lengkap tentang puasa intermiten bukan selalu sehat ini efek sampingnya yang saya sampaikan melalui food, news, indonesia Silakan aplikasikan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari selalu bersyukur atas pencapaian dan jaga kesehatan paru-paru. Bantu sebarkan pesan ini dengan membagikannya. Terima kasih
✦ Tanya AI