Rahasia Dapur Terungkap: Plasenta Bayi Jadi Menu Kesehatan?

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga kita selalu bersyukur. Di Artikel Ini mari kita kupas tuntas fakta-fakta tentang Food, News, Indonesia. Tulisan Yang Mengangkat Food, News, Indonesia Rahasia Dapur Terungkap Plasenta Bayi Jadi Menu Kesehatan lanjutkan membaca untuk wawasan menyeluruh.

Praktik kontroversial mengonsumsi plasenta bayi kembali mencuat di Tiongkok. Sebuah restoran di Changzhou, Provinsi Jiangsu, secara diam-diam menawarkan jasa pengolahan plasenta menjadi suplemen kesehatan dengan biaya sekitar 300 yuan (Rp 700 ribu) bagi pelanggan yang membawa plasenta sendiri. Promosi ini dilakukan melalui poster yang dipasang di restoran tersebut.

Padahal, sejak tahun 2015, pemerintah Tiongkok telah melarang penggunaan plasenta sebagai obat atau suplemen karena alasan kesehatan dan etika. Regulasi ini juga melarang jual beli plasenta bayi, karena dianggap sebagai milik ibu yang melahirkan.

Menanggapi laporan dari netizen, Changzhou City Health Commission segera melakukan investigasi mendalam terhadap restoran tersebut. Restoran itu pun ditutup sementara waktu, dan pihak berwenang tengah mencari tahu sumber plasenta yang digunakan.

Kepercayaan terhadap manfaat plasenta, seperti meredakan depresi pasca melahirkan, meningkatkan zat besi, energi, produksi ASI, dan kandungan vitamin, masih kuat di kalangan sebagian masyarakat. Namun, praktik ini menuai kritik tajam dari netizen Tiongkok.

Itu sangat menjijikkan! tulis seorang netizen. Astaga! Ini sudah tahun 2024 tapi masih ada orang yang menganggap plasenta bayi itu sebagai makanan 'superfood', kritik netizen lainnya. Beberapa netizen lain mengungkapkan bahwa praktik serupa sudah lama terjadi, di mana rumah sakit menawarkan plasenta kepada ibu yang baru melahirkan, dan seringkali plasenta tersebut dikonsumsi.

Kasus ini menambah daftar panjang kontroversi seputar konsumsi plasenta. Sebelumnya, seorang aktor Taiwan juga pernah memakan plasenta bayinya setelah sang istri melahirkan. Pemerintah Tiongkok menegaskan bahwa plasenta adalah milik ibu dan melarang keras praktik komersialisasi plasenta bayi.