• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Rojali Bicara: Kelas Menengah Menjerit, Ekonomi Semakin Berat?

img

Newsmenit.com Mudah-mudahan selalu ada senyuman di wajahmu. Di Kutipan Ini saya ingin membedah Economy, News, Indonesia, Dunia yang banyak dicari publik. Panduan Artikel Tentang Economy, News, Indonesia, Dunia Rojali Bicara Kelas Menengah Menjerit Ekonomi Semakin Berat Yok ikuti terus sampai akhir untuk informasi lengkapnya.

    Table of Contents

Fenomena Rojali atau rombongan jarang beli, semakin marak terlihat di pusat-pusat perbelanjaan. Masyarakat datang, melihat-lihat, bahkan mencoba produk, namun pada akhirnya tidak melakukan pembelian.

Menurut Ateng Hartono, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, fenomena ini bukan sekadar tren sosial, melainkan indikasi ekonomi yang perlu diwaspadai. Rojali mencerminkan adanya tekanan konsumsi, terutama pada kelompok rumah tangga yang rentan secara ekonomi.

Dalam konferensi pers pada Jumat, 25 Juli 2025, Ateng menjelaskan bahwa meskipun Rojali tidak secara langsung menunjukkan kemiskinan, fenomena ini relevan sebagai gejala sosial yang mengindikasikan adanya tekanan ekonomi, khususnya bagi kelas menengah ke bawah.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025 mengindikasikan bahwa kehati-hatian dalam berbelanja tidak hanya terjadi pada masyarakat kelas bawah, tetapi juga meluas ke kelas menengah.

BPS mengingatkan pemerintah untuk tidak hanya berfokus pada penurunan angka kemiskinan, tetapi juga mempertimbangkan kebijakan yang dapat menjaga daya beli kelompok menengah ke bawah. Kehadiran Rojali menjadi pengingat bahwa di balik ramainya pusat perbelanjaan, terdapat keresahan tersembunyi terkait kondisi keuangan.

Fenomena ini penting untuk diperhatikan karena dapat berdampak pada stabilitas ekonomi nasional. Konsumsi rumah tangga merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika konsumsi lesu, efeknya dapat menjalar ke berbagai sektor, termasuk perdagangan, jasa, dan manufaktur.

Jika kelas menengah, yang selama ini menjadi motor penggerak belanja, mulai mengurangi konsumsi, ini bisa menjadi pertanda perlambatan ekonomi. Rojali adalah sinyal penting bagi pembuat kebijakan untuk tidak hanya fokus pada penurunan angka kemiskinan, tetapi juga memperhatikan ketahanan konsumsi dan stabilitas ekonomi rumah tangga kelas menengah bawah.

Singkatnya, fenomena Rojali adalah alarm bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk lebih serius memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat kelas menengah ke bawah dan menjaga daya beli mereka agar stabilitas ekonomi nasional tetap terjaga.

Begitulah rojali bicara kelas menengah menjerit ekonomi semakin berat yang telah saya jelaskan secara lengkap dalam economy, news, indonesia, dunia, Selamat menjelajahi dunia pengetahuan lebih jauh cari peluang pengembangan diri dan jaga kesehatan kulit. Jika kamu merasa terinspirasi lihat juga konten lainnya. Sampai berjumpa.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.