Sarjana Kesehatan Menganggur: Ironi Pendidikan Tinggi di Indonesia?

Newsmenit.com Dengan izin Allah semoga kita selalu diberkati. Di Sini mari kita bahas tren Business, News, Indonesia, Dunia yang sedang diminati. Informasi Relevan Mengenai Business, News, Indonesia, Dunia Sarjana Kesehatan Menganggur Ironi Pendidikan Tinggi di Indonesia Jangan sampai terlewat simak terus sampai selesai.
- 1.1. Solusi yang Diusulkan:
Table of Contents
Jakarta, 28 Juli 2025 - Tingginya angka pengangguran di kalangan sarjana, terutama di bidang kesehatan dan farmasi, menjadi perhatian serius. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, yang akrab disapa Noel, menyoroti bahwa regulasi yang tidak berpihak menjadi penyebab utama masalah ini.
Di Indonesia, lulusan S1 Farmasi belum bisa langsung berpraktik sebagai apoteker. Mereka wajib menempuh Pendidikan Profesi Apoteker (PPA) setelah menyelesaikan gelar sarjana. Program ini berfokus pada praktik kerja profesi apoteker (PKPA). Begitu pula dengan lulusan S1 Kedokteran, mereka harus menyelesaikan Program Profesi Dokter (co-ass) dan lulus uji kompetensi nasional sebelum menjadi dokter.
Keterbatasan kuota pendidikan profesi menjadi hambatan besar. Jumlah program profesi di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah lulusan. Selain itu, biaya pendidikan yang tinggi juga menjadi kendala bagi banyak sarjana.
Noel menjelaskan bahwa dari data PDDikti, jumlah program studi profesi farmasi hanya sekitar 100. Sementara itu, program studi spesialis kedokteran (Sp-1 dan Sp-2) berjumlah 413 dan 51 secara berurutan. Ketidakseimbangan ini menciptakan oversupply lulusan dan meningkatkan potensi pengangguran di sektor kesehatan.
“Masalahnya ada batasan lagi regulasi. Akibatnya, tak sedikit lulusan S1 dari bidang kesehatan yang terjebak dalam status telah menyelesaikan studi, namun tidak bisa terserap di lapangan kerja formal karena belum menyandang status profesional, ujar Noel.
Noel menekankan pentingnya peran negara dalam mengatasi masalah ini. Ia berharap agar negara dapat membiayai pendidikan profesi bagi para sarjana. Menurutnya, jika pengangguran dibiarkan, upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem akan sia-sia.
Solusi yang Diusulkan:
- Negara membiayai pendidikan profesi bagi sarjana kesehatan dan farmasi.
- Merevisi regulasi yang menghambat penyerapan lulusan di lapangan kerja.
- Menambah kuota program studi profesi untuk mengatasi oversupply lulusan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan angka pengangguran di kalangan sarjana kesehatan dan farmasi dapat ditekan, dan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
Terima kasih telah membaca seluruh konten tentang sarjana kesehatan menganggur ironi pendidikan tinggi di indonesia dalam business, news, indonesia, dunia ini Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca selalu berinovasi dalam pembelajaran dan jaga kesehatan kognitif. Mari sebar informasi ini agar bermanfaat. terima kasih atas perhatian Anda.
✦ Tanya AI