Sinyal Darurat Ekonomi: PHK Massal dan Bank Tertekan!

Newsmenit.com Hai semoga hatimu selalu tenang. Pada Detik Ini saya ingin membahas Business, News, Indonesia, Dunia yang sedang trending. Informasi Lengkap Tentang Business, News, Indonesia, Dunia Sinyal Darurat Ekonomi PHK Massal dan Bank Tertekan Ikuti pembahasan ini hingga kalimat terakhir.
Table of Contents
Ekonomi Indonesia menunjukkan sinyal perlambatan yang mengkhawatirkan pada kuartal I-2025. Meskipun momen Ramadan diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan konsumsi rumah tangga, kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) belum optimal.
Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global pada 2 Juni 2025 menunjukkan kontraksi pada Mei 2025, dengan angka 47,4. Ini mengindikasikan penurunan aktivitas manufaktur yang disebabkan oleh lemahnya permintaan pasar dan berkurangnya pesanan barang.
Deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025, seperti yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), bisa menjadi indikasi melemahnya daya beli masyarakat, bukan hanya karena harga yang kembali normal atau pasokan yang mencukupi. Komoditas seperti cabai merah dan cabai rawit menjadi penyumbang utama deflasi.
Neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus hingga April 2025, namun nilainya menyusut menjadi yang terendah dalam 60 bulan terakhir, sejak Mei 2020. Ekspor tercatat sebesar US$ 20,74 miliar, sementara impor US$ 20,59 miliar. Penurunan ekspor migas mencapai 13,38%, sementara ekspor non-migas naik 7,17%.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa jumlah pengangguran meningkat 0,08 juta orang menjadi 7,28 juta orang pada Februari 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menyoroti jumlah korban PHK yang mengkhawatirkan. Data BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan 257.471 pekerja berhenti dari kepesertaan pada 2024 karena PHK, dan berlanjut pada awal 2025.
Perlambatan kredit perbankan juga menjadi perhatian. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 8,88% secara tahunan hingga April 2024. Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menyatakan bahwa bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit.
Pertumbuhan laba bersih perbankan yang tipis dapat mempengaruhi perekonomian. Bank cenderung lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman ketika profitabilitas tidak meningkat signifikan, yang dapat menghambat investasi dan konsumsi.
Secara keseluruhan, indikator-indikator ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tengah menghadapi tantangan. Melemahnya permintaan, penurunan aktivitas manufaktur, peningkatan pengangguran, dan perlambatan kredit perbankan menjadi faktor-faktor yang perlu diwaspadai dan diatasi agar ekonomi dapat kembali menguat.
Itulah pembahasan lengkap seputar sinyal darurat ekonomi phk massal dan bank tertekan yang saya tuangkan dalam business, news, indonesia, dunia Jangan segan untuk mengeksplorasi topik ini lebih dalam kembangkan hobi positif dan rawat kesehatan mental. Bagikan postingan ini agar lebih banyak yang tahu. semoga konten lainnya juga menarik. Terima kasih.
✦ Tanya AI