Tarif Trump Memukul, Pedagang China Pilih Libur Panjang, Diskon!

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga kita selalu berbuat baik. Di Momen Ini saya akan mengulas tren terbaru mengenai News, Indonesia. Informasi Terbaru Tentang News, Indonesia Tarif Trump Memukul Pedagang China Pilih Libur Panjang Diskon Tetap ikuti artikel ini sampai bagian terakhir.

Gelombang tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, terhadap produk-produk asal China telah memicu dampak signifikan bagi para produsen di Negeri Tirai Bambu. Kenaikan tarif yang mencapai 245% ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mencari cara alternatif dalam menjual barang-barang mereka.

Alih-alih mengekspor ke Amerika Serikat, barang-barang seperti pakaian, peralatan rumah tangga, dan selimut kini dijual secara daring dengan harga diskon besar-besaran. Strategi ini dilakukan oleh perusahaan ekspor China maupun karyawan mereka secara langsung.

Seorang manajer pabrik tekstil mengungkapkan bahwa perang tarif telah menyebabkan penumpukan barang sisa ekspor. Ia bahkan berhasil menjual lebih dari 60 selimut dengan memanfaatkan jaringan pribadi, seperti kerabat dan teman. Penjualan ini menyumbang setengah dari total penjualannya.

Situasi ini diperparah dengan pengurangan jam kerja dan pemotongan gaji karyawan di beberapa pabrik. Sebuah video yang diunggah ke Douyin menunjukkan seorang manajer pabrik yang menyarankan karyawannya untuk mencari pekerjaan lain jika ada kesempatan yang lebih baik. Kami sekarang menghadapi perang dagang, yang telah mempengaruhi pesanan kami, ujarnya.

Meskipun Trump pernah menyatakan optimisme tentang potensi kesepakatan dengan China setelah penerapan tarif, sumber-sumber terpercaya mengindikasikan bahwa tanda-tanda kesepakatan yang konkret masih belum terlihat hingga saat ini. Ketegangan perdagangan antara kedua negara terus berlanjut, dengan China membalas dengan menerapkan tarif 125% terhadap barang-barang AS.

Dampak perang tarif ini tidak hanya dirasakan oleh produsen di China, tetapi juga berpotensi mempengaruhi rantai pasokan global dan harga barang-barang konsumen di seluruh dunia. Situasi ini memerlukan solusi diplomatik yang konstruktif untuk menghindari kerugian lebih lanjut bagi kedua belah pihak.

Tanggal: 26 Oktober 2023