• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Thudong: Bhikkhu Berjalan Kaki, Menyambut Waisak dengan Kaki.

img

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga kita selalu dalam kebaikan. Di Situs Ini mari kita telusuri Travel, Indonesia, Trens, Dunia yang sedang hangat diperbincangkan. Tulisan Ini Menjelaskan Travel, Indonesia, Trens, Dunia Thudong Bhikkhu Berjalan Kaki Menyambut Waisak dengan Kaki Jangan berhenti di tengah lanjutkan membaca sampai habis.

Tradisi Thudong, sebuah perjalanan spiritual yang dilakukan oleh para bhikkhu (biksu Buddha), menjadi semakin populer dan menarik perhatian masyarakat luas. Praktik ini melibatkan perjalanan kaki ribuan kilometer sebagai wujud pendalaman ajaran Buddha, melintasi berbagai medan seperti hutan, pegunungan, desa terpencil, hingga perkotaan.

Asal Usul dan Makna Thudong

Dalam bahasa Pali, thudong berasal dari kata dhutanga, yang merujuk pada serangkaian praktik asketis untuk melepaskan keterikatan duniawi. Tradisi ini berakar dari praktik kuno di Asia Tenggara, terutama di negara-negara penganut Buddhisme Theravāda seperti Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja. Jejak sejarahnya diperkirakan bermula sejak abad ke-6 hingga ke-4 SM di India, saat Sang Buddha sendiri menjalani hidup sebagai pertapa dan pengembara.

Salah satu referensi utama praktik ini adalah kitab Visuddhimagga atau Jalan Menuju Penyucian, yang ditulis oleh filsuf Buddhis Buddhaghosa pada abad ke-5. Kitab ini menekankan pentingnya menjauh dari keramaian agar para bhikkhu dapat bermeditasi dalam ketenangan dan terbebas dari godaan duniawi. Dalam kitab tersebut, dijelaskan bahwa pertapaan dan pengembaraan adalah langkah penting untuk mencapai pencerahan dan kebebasan spiritual (nirwana).

Praktik dan Disiplin Thudong

Dalam menjalani thudong, para bhikkhu tetap mematuhi disiplin ketat yang berlaku di lingkungan monastik. Mereka hanya diperbolehkan makan dalam porsi kecil, tidak lebih dari sekepal tangan, dan tidak menyimpan makanan. Jika ada makanan berlebih atau tidak sesuai, akan dikembalikan ke vihara. Mereka yang sedang sakit atau memiliki kecenderungan batin yang belum stabil, seperti amarah yang mendalam, biasanya tidak dianjurkan untuk melakukannya.

Thudong di Indonesia

Beberapa waktu lalu, sejumlah biksu yang mengikuti ritual Thudong menyeberangi Sungai Kaligarang untuk menuju ke Wihara 2500 Buddha Jayanti-Sima di Bukit Kassapa Pudakpayung, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tak hanya umat Buddha, masyarakat Indonesia dari beragam latar belakang suku dan agama bersukacita menyambut rombongan bhiksu yang berjalan kaki dari Thailand. Mereka membawakan makanan ringan, minuman ataupun memberikan semangat kepada para biksu yang telah berjalan sejauh ribuan kilometer ini. Dengan suka cita, mereka menyambut kedatangan rombongan biksu hingga menawarkan tempat istirahat ataupun tempat menginap. Tak jarang para pemuka agama lokal juga membukakan pintu untuk mereka.

Makna Spiritual Thudong

Thudong bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi latihan batin untuk mengikis ego, menumbuhkan kesederhanaan, serta memperkuat komitmen terhadap kehidupan spiritual yang penuh kesadaran. Selama thudong, para bhikkhu menyebarkan pesan damai, ketenangan, dan hidup sederhana. Setiap langkah mereka merupakan pengingat akan pentingnya welas asih dan pengendalian diri dalam kehidupan. Perjalanan ini merupakan upaya meditasi dengan mendekatkan diri pada alam.

Begitulah thudong bhikkhu berjalan kaki menyambut waisak dengan kaki yang telah saya jelaskan secara lengkap dalam travel, indonesia, trens, dunia, Saya harap Anda merasa tercerahkan setelah membaca artikel ini cari inspirasi positif dan jaga kebugaran. bagikan kepada teman-temanmu. Sampai bertemu lagi

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.