Tragis: Populasi Burung Menurun, Setengah Juta Nyawa Melayang!

Newsmenit.com Mudah mudahan kalian sehat dan berbahagia selalu. Di Kutipan Ini saya akan mengulas tren terbaru mengenai Travel, Indonesia, Trens, Dunia. Insight Tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia Tragis Populasi Burung Menurun Setengah Juta Nyawa Melayang Ikuti terus penjelasannya hingga dibagian paragraf terakhir.

Pada tahun 2006, aturan pelarangan penggunaan diklofenak mulai diberlakukan, meskipun pelanggaran masih tercatat hingga tahun 2018. Dampak positif dari pelarangan ini tidak serta merta langsung terlihat pada peningkatan populasi burung bangkai.

Penurunan drastis populasi burung bangkai (Gyps sp) dari berbagai spesies di India disebabkan oleh penggunaan diklofenak pada sapi. Pada awalnya, peternak, pemerintah, dan pihak terkait lainnya tidak menyadari efek samping berbahaya dari obat tersebut.

Diklofenak menjadi pilihan utama peternak sebagai obat anti-inflamasi sejak awal 1990-an hingga 2000-an. Penurunan populasi burung bangkai mulai terasa pada tahun 1996, yang kemudian memicu isu terkait penggunaan diklofenak.

Burung bangkai yang memakan bangkai sapi yang mengandung diklofenak mengalami gagal ginjal. Padahal, diklofenak dianggap sangat efektif dan aman bagi sapi maupun manusia.

Menurut Vulture Conservation Foundation (VCF), burung bangkai (nassar bird) memegang peranan kunci dalam ekosistem India. Dahulu, sapi yang mati sering ditumpuk di area mirip Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di pinggiran India. Burung bangkai dapat menghabiskan bangkai sapi dalam waktu sekitar 40 menit, jauh lebih cepat dibandingkan hewan pemangsa lain atau proses pembusukan alami.

Namun, karena populasi burung bangkai menurun drastis hingga terancam punah (endangered), proses pembersihan bangkai alami terganggu. Akibatnya, anjing dan tikus, yang juga memakan bangkai sapi, menjadi dominan, meningkatkan risiko rabies.

Riset VCF menunjukkan bahwa dominasi anjing dan tikus yang memakan bangkai sapi mengakibatkan peningkatan kasus gigitan hewan dan penyebaran rabies pada manusia. Hal ini menunjukkan pentingnya populasi burung bangkai dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan manusia.

Setelah 19 tahun pelarangan diklofenak diterapkan, dampak positif mulai terlihat. Menurut Deccan Herald, populasi burung bangkai meningkat menjadi 390 ekor pada tahun 2023-2024, setelah sebelumnya hanya 320 ekor. Peningkatan ini merupakan hasil dari berbagai upaya konservasi, terutama pelarangan diklofenak.

Supriya Sahu, Sekretaris Utama Tambahan (Lingkungan dan Hutan) Tamil Nadu, menyatakan bahwa pelarangan diklofenak adalah faktor utama dalam peningkatan populasi burung bangkai. Selain itu, pengendalian populasi anjing liar juga membantu menurunkan angka penularan rabies pada manusia.

Tabel: Perbandingan Populasi Burung Bangkai

Tahun	Jumlah Burung Bangkai
2022-2023	320
2023-2024	390

India membuktikan bahwa menjaga populasi hewan tertentu sangat penting bagi keberlangsungan ekosistem dan kesehatan manusia. Kepatuhan peternak dan pemerintah terhadap pelarangan diklofenak menjadi kunci keberhasilan konservasi burung bangkai.

Selesai sudah pembahasan tragis populasi burung menurun setengah juta nyawa melayang yang saya tuangkan dalam travel, indonesia, trens, dunia Terima kasih atas antusiasme Anda dalam membaca tingkatkan keterampilan dan jaga kebersihan diri. Bantu sebarkan dengan membagikan postingan ini. Sampai jumpa lagi