Trump Berakhir, Pariwisata AS Merana: Kerugian Ratusan Triliun!

Newsmenit.com Mudah-mudahan harimu cerah dan indah. Di Artikel Ini mari kita ulas Business, News, Indonesia, Dunia yang sedang populer saat ini. Tulisan Ini Menjelaskan Business, News, Indonesia, Dunia Trump Berakhir Pariwisata AS Merana Kerugian Ratusan Triliun Jangan lewatkan informasi penting

Sektor pariwisata Amerika Serikat, yang sempat menjadi motor penggerak ekonomi global, kini menghadapi tantangan serius. Menurut data dari World Travel & Tourism Council (WTTC), meskipun pada tahun 2024 kontribusi ekonomi pariwisata AS mencapai US$2,36 triliun, menempatkannya di posisi teratas dunia, proyeksi untuk tahun 2025 menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan.

Di saat negara-negara lain menikmati peningkatan kunjungan dan pendapatan dari wisatawan mancanegara, AS diperkirakan akan kehilangan sekitar US$29 miliar (sekitar Rp 471 triliun) pada tahun ini. Penurunan ini disebabkan oleh anjloknya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Negeri Paman Sam.

Beberapa faktor menjadi penyebab utama penurunan ini. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya, seperti retorika yang keras, pembatasan visa, dan kebijakan imigrasi yang ketat, telah memberikan dampak negatif terhadap citra AS di mata dunia. Selain itu, pemotongan anggaran untuk promosi pariwisata nasional, seperti Brand USA, juga memperburuk situasi.

Survei yang dilakukan oleh Global Rescue pada Maret 2025 menunjukkan bahwa 72% warga AS khawatir akan persepsi negatif terhadap mereka saat bepergian ke luar negeri. Kekhawatiran ini dipicu oleh kebijakan luar negeri AS dan meningkatnya insiden diskriminasi di perbatasan.

Penurunan kunjungan wisatawan Kanada, yang pada tahun 2024 menyumbang 25% dari seluruh turis asing yang masuk ke AS, menjadi indikasi yang jelas. Pada Mei 2025, kunjungan warga Kanada turun drastis, 38% melalui jalur darat dan 24% melalui jalur udara dibandingkan dengan Mei tahun sebelumnya.

Sementara itu, negara-negara Eropa terus mendominasi peta pariwisata dunia, dengan lima negara masuk dalam jajaran 10 besar. Negara-negara ini unggul berkat warisan budaya yang kaya, infrastruktur transportasi yang kuat, dan promosi destinasi yang konsisten.

China, di sisi lain, berada di peringkat kedua dengan kontribusi US$1,3 triliun dan diperkirakan akan menyalip AS dalam dekade mendatang. Pertumbuhan kelas menengah yang pesat dan kebijakan pro-pariwisata, seperti pelonggaran visa dan insentif belanja bebas pajak, menjadi faktor pendorong utama.

WTTC menyebut kondisi ini sebagai wake-up call bagi pemerintah AS. Tanpa langkah-langkah cepat untuk memulihkan kepercayaan wisatawan global, AS bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali ke level sebelum pandemi. Bahkan hotel besar seperti Hyatt menyebut AS kini hanya menjadi flyover country alias negara yang dilewati, bukan dikunjungi.

Berikut adalah perbandingan kontribusi ekonomi pariwisata beberapa negara pada tahun 2024:

Negara	Kontribusi Ekonomi (US$)
Amerika Serikat	2,36 triliun
China	1,3 triliun

Pemerintah AS perlu mengambil tindakan strategis untuk mengatasi tantangan ini dan memulihkan daya tarik pariwisata negara. Investasi dalam promosi destinasi, pelonggaran kebijakan visa, dan peningkatan citra positif di mata dunia menjadi kunci untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata AS.