Trump Bikin Tarif, Pabrik AS Loyo, Ekonomi Tertekan!

Newsmenit.com Assalamualaikum semoga kita selalu berbuat baik. Dalam Waktu Ini saya akan mengupas informasi menarik tentang Economy, News, Indonesia, Dunia. Artikel Terkait Economy, News, Indonesia, Dunia Trump Bikin Tarif Pabrik AS Loyo Ekonomi Tertekan Simak baik-baik setiap detailnya sampai beres.

Kabar terbaru mengenai kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat pada hari Jumat lalu memberikan indikasi yang kurang menggembirakan. Alih-alih mengalami peningkatan, sektor manufaktur justru mengalami penurunan dengan hilangnya sekitar 37.000 pekerjaan sejak penerapan kebijakan tarif pada bulan April.

Guy Berger, seorang Peneliti Senior dari Burning Glass Institute, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini berjalan sangat lambat. Perlambatan ini diperparah dengan inflasi yang terus meningkat, sementara penciptaan lapangan kerja mengalami penurunan yang signifikan.

Laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dirilis pada hari Rabu sebelumnya juga mengindikasikan adanya pelemahan ekonomi. Berger menambahkan bahwa kondisi ekonomi saat ini terasa stagnan, dengan penambahan lapangan kerja yang sangat minim meskipun tingkat pengangguran belum mengalami kenaikan yang berarti.

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump tampaknya mulai memberikan dampak negatif terhadap perekonomian AS. Kebijakan tarif, perubahan regulasi pajak, dan kebijakan pengeluaran yang digagas oleh Trump ternyata tidak memberikan dampak positif seperti yang diharapkan sebelumnya. Selain itu, inflasi juga menunjukkan tren peningkatan. Harga barang-barang mengalami kenaikan sebesar 2,6% dalam setahun terakhir hingga bulan Juni, meningkat dari 2,2% pada bulan April.

Meskipun demikian, Presiden Trump memilih untuk mengabaikan sinyal-sinyal perlambatan ekonomi ini. Bahkan, ia memecat kepala lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan laporan ketenagakerjaan tersebut. Melalui akun Truth Social-nya, Trump menuduh bahwa data tersebut telah dimanipulasi dan tidak akurat. Ia menekankan pentingnya data yang adil dan akurat, serta menolak adanya manipulasi untuk tujuan politik. (Dilaporkan pada 3 Agustus 2025)