Trump Naikkan Tarif, Pengusaha RI Ketar-Ketir Bayang PHK.

Newsmenit.com Hai apa kabar semuanya selamat membaca Kini aku ingin membagikan pengetahuan seputar Economy, News, Indonesia, Dunia. Informasi Lengkap Tentang Economy, News, Indonesia, Dunia Trump Naikkan Tarif Pengusaha RI KetarKetir Bayang PHK Mari kita bahas tuntas hingga bagian penutup tulisan.

1.1. layoff

Jakarta, 4 April 2025 - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait dampak kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat terhadap produk ekspor Indonesia. Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, mengungkapkan bahwa kebijakan ini berpotensi memicu gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor padat karya, terutama industri tekstil yang sudah lama berjuang mempertahankan kinerja.

Shinta menekankan perlunya dukungan segera bagi sektor padat karya berorientasi ekspor, termasuk realisasi stimulus, penegakan disiplin terhadap impor barang konsumsi ilegal dan dumping. Ia juga mendorong pemerintah untuk melakukan diplomasi bilateral dengan AS guna menciptakan pengecualian (carve out) bagi produk ekspor Indonesia.

“Kekhawatiran kami yang terbesar adalah tekanan layoff (PHK) yang lebih besar di sektor padat karya (garment terutama) pasca kebijakan ini,” ujar Shinta.

Lebih lanjut, Shinta mengusulkan agar Indonesia dan AS menjajaki kesepakatan dagang bilateral untuk mengeliminasi tarif sepenuhnya dan menciptakan rantai pasok perdagangan yang efisien. Ia juga meminta pemerintah mendukung pembenahan efisiensi, kepastian, dan prediktabilitas iklim usaha dan investasi nasional.

Sementara itu, Ketua Kadin, Anindya, menyoroti dampak kebijakan tarif terhadap pergerakan dana investasi. Ia menilai pentingnya upaya Indonesia menarik investasi, termasuk melalui pembuatan zona ekonomi khusus yang dikhususkan untuk AS dan sekutunya.

Kadin mengimbau pemerintah dan pelaku usaha untuk bersama-sama mencegah PHK. Shinta menambahkan perlunya membantu pelaku industri melakukan diversifikasi pasar ekspor agar tetap bertahan.

Kebijakan tarif resiprokal AS, yang mengenakan tarif 32% terhadap produk Indonesia, dinilai dapat menekan daya saing, iklim usaha, dan investasi. Penurunan ekspor alas kaki, pakaian, dan produk elektronik dikhawatirkan akan berdampak signifikan pada ketenagakerjaan.

Dengan langkah-langkah strategis, diharapkan reaksi pasar domestik dan internasional terhadap ekonomi Indonesia dapat lebih terkendali dan tidak spekulatif.