• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Untung-Rugi Beras Premium-Medium Dihapus: Harga Eceran Tertinggi Jadi Berapa?

img

Newsmenit.com Halo bagaimana kabar kalian semua? Pada Hari Ini aku ingin membagikan pengetahuan seputar News, Indonesia. Ulasan Mendetail Mengenai News, Indonesia UntungRugi Beras PremiumMedium Dihapus Harga Eceran Tertinggi Jadi Berapa Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Pemerintah berencana untuk menyederhanakan klasifikasi beras, menghapus kategori premium dan medium yang selama ini dikenal masyarakat. Langkah ini memicu perdebatan di kalangan pengamat dan pelaku industri perberasan.

Khudori, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), berpendapat bahwa penyederhanaan klasifikasi tidak serta merta menyelesaikan masalah kompleks di sektor perberasan. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menetapkan kualifikasi mutu beras umum dan beras khusus yang baru.

“Apakah meniadakan beras premium dan medium ini jalan keluar dari 'kekisruhan' di dunia perberasan saat ini? Apa implikasi dari rencana ini jika benar-benar dieksekusi? Tidak ada satupun kebijakan yang memuaskan semua pihak. Apapun kebijakan yang diambil, termasuk penyederhanaan klasifikasi beras, harus menimbang kondisi riil di lapangan,” ujar Khudori.

Khudori juga menyoroti potensi dampak negatif bagi konsumen kelas menengah ke bawah. Selama ini, mereka memiliki pilihan antara beras medium yang lebih terjangkau dan beras premium dengan kualitas lebih tinggi. Penghapusan pilihan ini dapat memaksa mereka membeli beras dengan harga lebih mahal.

“Pertanyaannya kemudian, bagaimana kualifikasi mutu beras umum dan beras khusus ditetapkan? Lalu, dengan kualifikasi mutu beras itu, pada HET (harga eceran tertinggi) berapa beras umum dipatok?” tanyanya.

Ia menambahkan bahwa keputusan ini dapat berdampak berat pada usaha penggilingan padi skala kecil. Dari sekitar 169 ribu unit penggilingan padi di Indonesia, sekitar 95% adalah penggilingan kecil yang tidak mampu menghasilkan beras berkualitas tinggi sesuai standar premium.

“Penggilingan padi kecil tak mampu menghasilkan beras kualitas baik berbiaya rendah, kehilangan hasil tinggi, banyak butir patah, rendemen rendah, dan tak mampu menghasilkan beras dengan higienitas tinggi,” tegasnya.

Khudori mengingatkan bahwa kebijakan perberasan selalu kompleks karena melibatkan banyak pihak, mulai dari petani, penggilingan, pedagang, hingga konsumen. Perubahan besar seperti ini harus dilakukan dengan perhitungan matang dan waktu transisi yang cukup.

“Ini bukan berarti menutup mata atas pelanggaran yang terjadi. Yang sudah terjadi silahkan ditindak sesuai pelanggaran. Tapi di lain pihak, harus ada upaya introspeksi dan koreksi atas kebijakan yang tidak adil yang mendorong penyimpangan terjadi,” pungkasnya.

Perubahan preferensi konsumen dalam dua dekade terakhir menunjukkan bahwa beras tidak lagi dipandang sebagai komoditas homogen. Konsumen kini memilih berdasarkan atribut seperti rasa, varietas, kemasan, bahkan merek. Pangsa pasar beras premium aneka merek diperkirakan sudah mencapai 30% dari konsumsi nasional.

Khudori menekankan bahwa kebijakan publik yang baik adalah bagaimana meminimalkan pihak yang dirugikan dan memperbesar pihak yang diuntungkan. Jika pilihan itu dihapus, masyarakat berpenghasilan rendah bisa terdorong untuk membeli beras dengan harga lebih mahal.

“Kontribusi beras mencapai 5,20% dari jumlah pengeluaran keluarga, bahkan mencapai 25,87% bagi warga miskin. Ketika harga beras naik 10%, kemiskinan akan naik 1,3%. Mereka yang hanya beberapa jengkal di atas garis kemiskinan bisa jadi kaum miskin baru,” jelasnya.

Demikianlah informasi seputar untungrugi beras premiummedium dihapus harga eceran tertinggi jadi berapa yang saya bagikan dalam news, indonesia Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca cari inspirasi dari alam dan jaga keseimbangan hidup. Mari kita sebar kebaikan dengan berbagi ini. semoga Anda menikmati artikel lainnya. Sampai jumpa.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.