• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Wabah Misterius Ancam Bumi: Monyet dan Kelelawar Berguguran.

img

Newsmenit.com Dengan nama Allah semoga kita diberi petunjuk. Di Kutipan Ini saya akan mengulas tren terbaru mengenai Technology, News, Indonesia, Dunia. Diskusi Seputar Technology, News, Indonesia, Dunia Wabah Misterius Ancam Bumi Monyet dan Kelelawar Berguguran Yuk

    Table of Contents

Gelombang panas ekstrem yang melanda berbagai belahan dunia semakin menunjukkan dampak mengerikan dari perubahan iklim. Pada 20 Agustus 2025, dunia dikejutkan dengan laporan kematian massal satwa liar, menjadi sinyal peringatan bahwa krisis iklim telah mencapai titik yang mengkhawatirkan.

Di Tecolutilla, Meksiko, puluhan monyet howler ditemukan berjatuhan dari pohon akibat dehidrasi dan kelelahan. Tragisnya, setidaknya 83 ekor monyet ditemukan mati di Tabasco, dan diperkirakan ratusan lainnya mengalami nasib serupa. Upaya penyelamatan dilakukan untuk membantu monyet yang selamat dengan memberikan es dan cairan infus.

Tidak hanya di Amerika Latin, dampak gelombang panas juga dirasakan di benua lain. Di Australia, kelelawar berjatuhan dari pohon, sementara di Kanada, miliaran teritip dan kerang mati terpanggang di kolam pasang surut. Di Afrika, penelitian menunjukkan bahwa tikus kecil mengalami penurunan kesuburan akibat paparan panas ekstrem.

Para ilmuwan, seperti Maximilian Kotz dari Potsdam Institute for Climate Impact Research, menekankan bahwa wilayah tropis menjadi kawasan yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Penelitian menunjukkan penurunan populasi burung tropis sebesar 25%-38% dalam 70 tahun terakhir akibat gelombang panas.

Gelombang panas tidak hanya mengancam satwa liar, tetapi juga memicu kepunahan massal yang setara atau bahkan lebih parah daripada deforestasi. PJ Jacobs, ahli biologi evolusi dari University of Pretoria, Afrika Selatan, menjelaskan bahwa gelombang panas memengaruhi perilaku hewan dan membatasi kemampuan mereka untuk bertahan hidup. Hewan terpaksa beristirahat di tempat teduh, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas penting seperti mencari makan atau bereproduksi.

Peningkatan frekuensi gelombang panas di wilayah tropis menjadi perhatian utama. Kondisi ini memaksa hewan untuk beradaptasi dengan cepat, atau menghadapi risiko kepunahan. Krisis iklim bukan lagi ancaman di masa depan, tetapi realitas yang sedang terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan di Bumi.

Demikian penjelasan menyeluruh tentang wabah misterius ancam bumi monyet dan kelelawar berguguran dalam technology, news, indonesia, dunia yang saya berikan Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tingkatkan keterampilan dan jaga kebersihan diri. Bantu sebarkan pesan ini dengan membagikannya. Terima kasih sudah membaca

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.