• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Wall Street Cetak Rekor, Dolar Loyo: The Fed Beri Sinyal!

img

Newsmenit.com Dengan nama Allah semoga kita diberi petunjuk. Di Sini saya ingin berbagi tentang Business, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Artikel Yang Menjelaskan Business, News, Indonesia, Dunia Wall Street Cetak Rekor Dolar Loyo The Fed Beri Sinyal Jangan berhenti teruskan membaca hingga tuntas.

Jakarta, 23 Agustus 2025 - Pasar saham Eropa ditutup dengan penguatan pada hari Jumat, mengikuti jejak Wall Street setelah Ketua The Fed, Jerome Powell, mengisyaratkan potensi penurunan suku bunga pada pertemuan bulan depan. Sinyal dovish Powell, yang menyoroti meningkatnya risiko pelemahan pasar tenaga kerja, memicu ekspektasi pemangkasan bunga pada rapat FOMC 16-17 September.

Sebelumnya, Wall Street memperkirakan Powell akan lebih berhati-hati dalam memberikan sinyal penurunan suku bunga. Meskipun ketidakpastian masih membayangi pasar tenaga kerja, investor tetap optimis, didorong oleh kinerja laba korporasi yang solid dan prospek dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun kompak menurun, seiring dengan lonjakan permintaan investor yang bergegas mengamankan bunga tinggi sebelum pemangkasan resmi dilakukan. Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan meningkat menjadi 85%, naik signifikan dari 72% sebelum pidato Powell.

Dolar jatuh, peluang pemangkasan September meningkat, dan pelaku pasar jelas bersiap untuk lebih banyak pelonggaran ke depan, kata Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Corpay Toronto, seperti dikutip dari Reuters.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) bahkan mencetak rekor penutupan tertinggi baru, setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberi sinyal bahwa pemangkasan suku bunga bisa segera dilakukan. Saham dan obligasi langsung melonjak begitu Powell membuka pintu bagi pemangkasan suku bunga, kata Carol Schleif, Chief Market Strategist di BMO Private Wealth.

Pasar menilai peluang pemangkasan bunga pada pertemuan FOMC September semakin besar, seiring pernyataan Powell bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat. Pemangkasan suku bunga akan menurunkan tingkat tabungan dan pinjaman, sehingga mendorong konsumsi, investasi, serta aktivitas bisnis yang lebih luas, sekaligus menjadi angin segar bagi pasar saham.

Bursa Wall Street kompak menguat pada perdagangan Jumat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 846 poin atau 1,89% dan menutup perdagangan di level 45.631,74, rekor tertinggi baru sekaligus penutupan rekor pertama sejak Desember 2024. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) dilansir dari Refinitif ditutup tertekan 0,92% ke level 97,71 pada penutupan perdagangan Jumat.

Reli di pasar obligasi memberikan tambahan sentimen positif bagi aset berisiko, karena yield yang lebih rendah meningkatkan daya tarik saham serta memperlonggar kondisi keuangan secara keseluruhan. Nasdaq Composite juga menguat 1,88%, digerakkan oleh reli saham teknologi mega-cap seperti Nvidia, Meta, Alphabet, Amazon, dan Tesla.

Prospek dasar dan pergeseran keseimbangan risiko mungkin memerlukan penyesuaian sikap kebijakan kami, kata Powell dalam pidatonya di Simposium Jackson Hole. Dan jika risiko itu terwujud, dampaknya bisa muncul cepat dalam bentuk PHK besar-besaran dan meningkatnya pengangguran, tambahnya.

Indeks STOXX 50 naik 0,5% ke level 5.492 atau yang tertinggi sejak Februari 2025, sementara STOXX 600 juga menguat 0,5% ke 562 yang hanya terpaut kurang dari dua poin dari rekor tertingginya. Sektor barang mewah menjadi motor penggerak, dengan saham LVMH, Hermes, dan Kering masing-masing naik antara 1,5% hingga 2,5%, didorong oleh prospek kondisi keuangan yang lebih longgar.

Presiden AS Donald Trump kembali memicu kekhawatiran soal independensi The Fed dengan mengancam akan memecat Gubernur Lisa Cook terkait tuduhan kredit properti. Situasi tersebut menambah tekanan terhadap greenback, yang sudah tertekan oleh ekspektasi pemangkasan bunga dan pelemahan data tenaga kerja.

Dengan outlook pemangkasan bunga semakin kuat, dolar AS diperkirakan masih berpotensi melemah dalam jangka pendek. Kondisi ini bisa membuka peluang penguatan bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, apabila tren dovish The Fed berlanjut.

Begitulah wall street cetak rekor dolar loyo the fed beri sinyal yang telah saya jelaskan secara lengkap dalam business, news, indonesia, dunia, Silakan eksplorasi topik ini lebih jauh lagi tetap produktif dalam berkarya dan perhatikan kesehatan holistik. Mari berbagi kebaikan dengan membagikan ini. Terima kasih atas perhatian Anda

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.