Ayam dan Kanker: Fakta Terungkap, Risiko Mengintai?
Newsmenit.com Dengan nama Allah semoga semua berjalan lancar. Pada Artikel Ini mari kita eksplorasi potensi Lifestyle, News, Indonesia, Trends yang menarik. Pemahaman Tentang Lifestyle, News, Indonesia, Trends Ayam dan Kanker Fakta Terungkap Risiko Mengintai Pelajari detailnya dengan membaca hingga akhir.
- 1.1. Kesimpulan:
Table of Contents
Pada tanggal 23 Mei 2025, Medical News Today melaporkan sebuah studi dari Italia yang mengindikasikan adanya potensi peningkatan risiko kanker gastrointestinal dan kematian terkait dengan konsumsi rutin daging ayam. Studi ini memicu perdebatan mengenai perbandingan kesehatan antara daging putih dan daging merah.
Menurut Wael Harb, MD, seorang ahli hematologi dan onkologi medis, serta Kristin Kirkpatrick, MS, RD, seorang ahli diet, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor selain konsumsi unggas itu sendiri. Faktor-faktor seperti genetika, lingkungan, pola makan secara keseluruhan, aktivitas fisik, paparan racun, usia, dan peradangan memainkan peran penting dalam perkembangan kanker.
Kirkpatrick menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk menilai perbedaan signifikan antara berbagai jenis unggas dan daging merah. Studi yang ada saat ini belum mengidentifikasi jenis unggas tertentu yang dikonsumsi dan kaitannya dengan peningkatan risiko kanker. Ia juga menyoroti bahwa cara pengolahan dan memasak makanan dapat memengaruhi potensi manfaat atau risiko dari mengonsumsinya. Contohnya, nugget ayam beku dapat dianggap sebagai makanan olahan ultra, sementara ayam yang digoreng dapat menimbulkan risiko akibat proses penggorengan dengan suhu tinggi.
Harb menjelaskan bahwa ketika unggas dipanggang, digoreng, atau dimasak pada suhu tinggi, senyawa seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dapat terbentuk, yang telah dikaitkan dengan risiko kanker. Namun, senyawa ini juga terdapat pada daging merah dan daging olahan, sehingga masalahnya mungkin lebih terletak pada metode memasak daripada jenis daging itu sendiri.
Meskipun daging putih memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dan rasio protein-lemak yang lebih tinggi daripada daging merah, sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa keduanya mungkin memiliki efek yang sama pada kadar kolesterol darah. Kirkpatrick menyatakan bahwa hasil ini tidak cukup untuk mengubah rekomendasi terkini untuk makan sehat, yang mencakup pola makan kaya buah, sayur, serat, biji-bijian utuh, lemak sehat, dan sumber protein lain seperti kacang-kacangan, lentil, atau ikan berlemak.
Harb mengingatkan bahwa pedoman terkini merekomendasikan tidak lebih dari 300 gram daging per minggu. Bagi mereka yang sangat peduli dengan kesehatan atau memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker, membatasi asupan mendekati 200 gram per minggu dan mengonsumsi lebih banyak ikan, kacang-kacangan, dan protein nabati mungkin merupakan pilihan yang bijaksana.
Kesimpulan: Studi ini menunjukkan adanya korelasi, bukan hubungan sebab akibat, antara konsumsi daging ayam dan peningkatan risiko kanker gastrointestinal. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko ini dan untuk memberikan rekomendasi diet yang lebih spesifik.
Penting untuk diingat bahwa kanker adalah penyakit kompleks dan multifaktorial, sehingga sulit untuk menentukan penyebabnya hanya dari satu faktor.
Sekian informasi lengkap mengenai ayam dan kanker fakta terungkap risiko mengintai yang saya bagikan melalui lifestyle, news, indonesia, trends Terima kasih telah membaca hingga akhir selalu bersyukur dan perhatikan kesehatanmu. Jangan lupa untuk membagikan kepada sahabatmu. Terima kasih
✦ Tanya AI