Geger! Penari Erotis G-String Bikin Warga Meradang ke Pemerintah.

Newsmenit.com Dengan nama Allah semoga semua berjalan lancar. Detik Ini saya akan mengulas fakta-fakta seputar Travel, Indonesia, Trens, Dunia. Analisis Mendalam Mengenai Travel, Indonesia, Trens, Dunia Geger Penari Erotis GString Bikin Warga Meradang ke Pemerintah Pastikan Anda menyimak sampai kalimat penutup.

Pada tanggal 9 April 2025, sebuah insiden kontroversial terjadi di Sungai Ping, Thailand, yang melibatkan penari coyote. Klip video yang beredar luas menunjukkan seorang penari dengan pakaian minim, bahkan mengenakan G-string, menari di atas rakit terapung.

Menurut laporan dari The Thaiger, acara tersebut awalnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan menyediakan tempat rekreasi. Namun, aksi penari tersebut dianggap tidak pantas, terutama karena dilakukan di tempat umum yang juga dikunjungi oleh keluarga dan anak-anak.

Video tersebut diunggah oleh seorang selebriti internet dari Chiang Mai, yang mengundang pengikutnya untuk mengunjungi rumah rakit di Tambon Mueang Kaeo, distrik Mae Rim. Dalam rekaman tersebut, penari itu terlihat menurunkan celana pendeknya, memperlihatkan pakaian dalamnya di dekat seorang pria yang duduk.

Menanggapi kontroversi ini, pemilik acara menyatakan bahwa area tersebut telah diizinkan untuk kegiatan pariwisata berbasis masyarakat. Namun, sebagai akibat dari insiden tersebut, penari coyote sekarang akan mengenakan pakaian yang lebih sopan, seperti sarung, chong kraben, dan kemeja lengan panjang.

Seorang turis yang tidak disebutkan namanya menyatakan ketidaksetujuannya dengan pertunjukan tersebut, dengan mengatakan bahwa tempat itu adalah area publik yang digunakan oleh anak-anak dan remaja. Ia menambahkan bahwa pertunjukan provokatif seperti itu tidak pantas di sana.

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa operator rakit tidak mengatur pertunjukan tersebut, tetapi membiarkannya terjadi. Mengenai konsumsi alkohol, pejabat mengatakan bahwa para turis membawa minuman keras itu sendiri.

Saat wartawan mengunjungi lokasi pada pagi hari tanggal 9 April, suasana tampak sepi. Tidak ada rakit yang beroperasi, hanya kios makanan, pelampung kosong, dan sisa-sisa pesta sebelumnya.

Insiden ini memicu perdebatan tentang batas-batas hiburan di ruang publik dan pentingnya mempertimbangkan sensitivitas budaya dan norma sosial. Warga setempat dan pengunjung sama-sama menyuarakan keprihatinan mereka tentang dampak potensial dari pertunjukan semacam itu terhadap anak-anak dan citra pariwisata Thailand.

Berikut adalah rangkuman poin-poin penting: