Konflik Iran-Israel Memanas, Rusia Raup Untung di Balik Layar!

Newsmenit.com Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Di Titik Ini aku mau berbagi cerita seputar Economy, News, Indonesia, Dunia yang inspiratif. Artikel Terkait Economy, News, Indonesia, Dunia Konflik IranIsrael Memanas Rusia Raup Untung di Balik Layar Jangan skip bagian apapun ya baca sampai tuntas.

1.1. Kesimpulan:

Konflik geopolitik yang memanas di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, diprediksi membawa berkah tersendiri bagi Rusia. Kenaikan harga minyak dunia akibat ketegangan ini berpotensi meningkatkan pendapatan negara Rusia secara signifikan.

Meskipun data menunjukkan adanya penurunan harga minyak Rusia sebesar 14% dari Januari hingga Mei 2025, menurut David Fyfe, Kepala Ekonom Argus Media, kerugian ini belum berdampak fatal. Kekhawatiran utama saat ini adalah potensi blokade Selat Hormuz oleh Iran, yang akan memicu lonjakan harga minyak global.

Minyak merupakan sumber pendapatan utama bagi Rusia, menyumbang sekitar 35% hingga 40% dari total pendapatan negara. Sebelumnya, pembatasan harga minyak Rusia oleh negara-negara G7 telah menyebabkan kerugian lebih dari US$ 150 miliar dalam tiga tahun terakhir.

Jika harga minyak Brent terus meningkat, kemungkinan besar akan mendorong harga minyak Ural, yang menjadi patokan harga minyak Rusia. Anggaran Rusia sangat bergantung pada harga minyak dunia.

Perlu dicatat bahwa ini bukan pertama kalinya ketegangan di Timur Tengah memicu kenaikan harga minyak. Serangan rudal Iran ke Israel pada 1 Oktober 2024 juga menyebabkan harga minyak melonjak hampir US$ 10 per barel. Namun, kali ini, serangan Israel menargetkan langsung fasilitas nuklir Iran, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.

Kesimpulan: Memanasnya konflik Israel-Iran berpotensi menjadi durian runtuh bagi Rusia, meskipun sebelumnya mengalami penurunan harga minyak. Kenaikan harga minyak global akan meningkatkan pendapatan negara Rusia, terutama jika Iran benar-benar memblokade Selat Hormuz.