Borobudur: Saksi Bisu, Mengapa Waisak Dirayakan di Sana?

Newsmenit.com Selamat membaca semoga bermanfaat. Pada Hari Ini saatnya berbagi wawasan mengenai Lifestyle, News, Indonesia, Trends. Artikel Yang Menjelaskan Lifestyle, News, Indonesia, Trends Borobudur Saksi Bisu Mengapa Waisak Dirayakan di Sana Baca sampai selesai untuk pemahaman komprehensif.
Table of Contents
Candi Borobudur, mahakarya arsitektur kuno, kembali difungsikan sebagai pusat ibadah umat Buddha, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Hal ini tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh empat kementerian dan dua pemerintah provinsi pada 11 Februari 2022.
Sejak tahun 1929, umat Buddha di Indonesia secara rutin menggelar perayaan Waisak di Candi Mendut dan Candi Borobudur. Perayaan ini, sebagaimana dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 12 Mei 2025, menjadi tradisi yang terus dilestarikan.
Waisak, yang diperingati saat bulan purnama atau Purnama Sidhi, merupakan momen penting untuk merayakan Trisuci Waisak: kelahiran, penerangan agung, dan wafatnya Buddha Gautama. Pada tahun 2025, Waisak jatuh pada hari Minggu, 12 Mei 2024.
Menurut arkeolog UI, Noehardi Magetsari, dalam bukunya 200 Tahun Penemuan Candi Borobudur (2014), proses pembangunan Borobudur sangat kompleks. Sebelum batu andesit ditata, bukit tempat candi berdiri harus diratakan dan ditimbun, pekerjaan yang membutuhkan tenaga manusia yang sangat besar.
Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 750-850 Masehi pada masa Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno. Struktur berundak yang kita lihat saat ini dibangun di atas bukit yang telah dipersiapkan. Batu andesit sebanyak 55.000 m3 digunakan dalam pembangunannya. Bayangkan, satu balok batu saja membutuhkan empat orang untuk memikulnya!
Teknik pembangunan candi juga sangat unik. Para pembangun zaman dahulu tidak menggunakan semen atau putih telur sebagai perekat. Mereka menggesekkan batu satu sama lain dan memberinya air agar merekat dengan kuat.
Sulit membayangkan bagaimana batu-batu berat tersebut dipahat dan diangkut ke puncak candi yang tingginya mencapai 30 meter. Noehardi bahkan menyebutkan bahwa kita tidak bisa membayangkan berapa banyak pekerja yang mungkin meninggal selama proses pembangunan, baik karena terjatuh maupun tertimpa batu.
Meskipun demikian, Candi Borobudur yang megah ini menjadi bukti nyata kegeniusan arsitektur nenek moyang Indonesia dari zaman kerajaan. Keppres menetapkan Waisak sebagai hari libur nasional, dan perayaannya di Indonesia mengikuti keputusan World Fellowshift Buddhism (WFB).
Begitulah borobudur saksi bisu mengapa waisak dirayakan di sana yang telah saya bahas secara lengkap dalam lifestyle, news, indonesia, trends Saya berharap Anda terinspirasi oleh artikel ini cari inspirasi baru dan perhatikan pola makan sehat. Jangan segan untuk membagikan kepada orang lain. Terima kasih
✦ Tanya AI