Dompet Tipis, Mimpi Rumah Baru Warga Indonesia Tertunda.

Newsmenit.com Mudah mudahan kalian sehat dan berbahagia selalu. Di Momen Ini saya ingin berbagi tentang Business, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Artikel Ini Membahas Business, News, Indonesia, Dunia Dompet Tipis Mimpi Rumah Baru Warga Indonesia Tertunda Lanjutkan membaca untuk mendapatkan informasi seutuhnya.
Jakarta, 17 Oktober 2024 - Pertumbuhan kredit konsumsi dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia menunjukkan tren penurunan yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir. Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan perlambatan ini, yang mengindikasikan kehati-hatian masyarakat dalam mengambil utang konsumtif di tengah ketidakpastian ekonomi.
Pada Juni 2025, pertumbuhan kredit konsumsi tercatat sebesar 8,6% (year-on-year/yoy), melambat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 8,7%, dan jauh di bawah puncak pertumbuhan Februari 2025 sebesar 10,2%. Pertumbuhan KPR juga mengalami penurunan, hanya mencapai 7,7% (yoy) pada Juni 2025, turun dari 8,0% pada bulan sebelumnya. Angka ini lebih rendah dibandingkan Januari dan Februari 2025 yang masing-masing mencatat pertumbuhan 10,6% dan 10,5%.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, berpendapat bahwa perlambatan ini disebabkan oleh kecenderungan bank untuk menempatkan dana pada instrumen surat berharga. Bank menerapkan strategi yang lebih selektif dalam memberikan kredit sebagai langkah mitigasi risiko kredit bermasalah, terutama di tengah meningkatnya cost of fund seiring dengan era suku bunga tinggi.
Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo, menambahkan bahwa lemahnya permintaan kredit dari sektor riil yang belum sepenuhnya pulih turut mendorong bank untuk menahan diri dalam ekspansi kredit. Tingginya ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya risiko kredit membuat bank lebih memilih instrumen yang aman dan likuid, seperti Surat Berharga Negara (SBN).
Perlambatan kredit konsumsi ini sejalan dengan melandainya laju konsumsi rumah tangga. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,89% (yoy), terendah dalam empat kuartal terakhir. Jika tren ini berlanjut, dampaknya bisa merembet ke konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Penurunan pertumbuhan kredit konsumsi dan KPR mencerminkan tekanan yang masih membayangi ekonomi domestik. Bank Indonesia dan pemerintah perlu mempertimbangkan stimulus kebijakan lanjutan guna menjaga momentum pemulihan, termasuk menjaga sentimen konsumen dan menurunkan hambatan kredit bagi masyarakat dan sektor produktif.
Berikut adalah tabel perbandingan pertumbuhan kredit konsumsi dan KPR pada beberapa periode:
Periode | Pertumbuhan Kredit Konsumsi (yoy) | Pertumbuhan KPR (yoy) |
---|---|---|
Februari 2025 | 10,2% | 10,5% |
Mei 2025 | 8,7% | 8,0% |
Juni 2025 | 8,6% | 7,7% |
Kredit konsumsi, termasuk KPR, merupakan indikator penting yang mencerminkan kepercayaan dan kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uang. Sebaliknya, KPR menunjukkan kepercayaan masyarakat dalam jangka panjang karena tenornya biasanya 10-20 tahun. Perlambatan ini menjadi sinyal penting bagi para pembuat kebijakan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sekian informasi detail mengenai dompet tipis mimpi rumah baru warga indonesia tertunda yang saya sampaikan melalui business, news, indonesia, dunia Jangan ragu untuk mendalami topik ini lebih lanjut selalu bergerak maju dan jaga kesehatan lingkungan. bagikan kepada teman-temanmu. Terima kasih telah meluangkan waktu
✦ Tanya AI